Minggu Prapaskah V
Inilah pesan yang disampaikan Yesus kepada seorang pendosa yang telah diampuninya. Jujur saja kita semua adalah orang berdosa, maka pesan ini sangat cocok untuk kita masing-masing: “ Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang”. Perintahnya jelas dan tegas, kita disuruh pergi sekarang tapi bukan untuk berbuat dosa melainkan untuk berbuat kasih yang terangkum dalam tema APP kita” makin beriman, makin bersaudara, makin berbela rasa”.
Yesus tidak mau
kita diam saja tinggal di sini, tapi menyuruh kita pergi, artinya disuruh melakukan
sesuatu sekarang juga dan inilah perutusan kita. Karena kalau di sini saja kita
memang tidak akan berbuat dosa. Satu kesalahan yang bisa dibuat tidur saat
mendengar kotbah Pastur. Kita diberi tugas untuk berbuat baik dan benar kepada
sesama kita sekarang, setelah kita mendapat rahmat pengampunan seperti wanita
pendosa yang sudah diampuni oleh Yesus. Dalam perayaan Ekaristi kita bukan
hanya mengalami pengampunan tapi sekaligus pembekalan penuh dengan menerima
kekuatan dari Kristus sendiri yang menjadi santapan bagi kita. Yang kita
samabut dalam komuni.
Dalam kisah ini
kita diberi contoh oleh Yesus untuk tidak mudah menghakimi atau menyalahkan
orang lain dan menghukumnya. Kita diajak untuk mudah mengampuni sesama tetapi
juga perlu keberaniam untuk mengampuni diri sendiri yang kadang tidak mudah.
Kita diminta untuk tidak berbuat dosa artinya diminta untuk bertobat. Tidak
mengulangi dosa dan kesalahan yang sama yang sudah kita lakukan dalam
kehidupan, tetapi melakukan semuanya kecuali berbuat dosa. Inilah yang diminta
Yesus kepada kita masing-masing hari ini. “Jangan berbuat dosa lagi mulai
sekarang”. Permintaan yang tidak boleh ditunda karena sekarang harus dilakukan.
Itulah arti pertobatan.
Beberapa hari yang
lalu saya sempat bernostalgia berkunjung ke tempat saya menajalani masa
novisiat dan sudah 13 tahun saya tidak berkunjung ke tempat itu. Saya senang
bisa mendengar kisahnya bagaimana tempat itu mulai dibangun langsung dari yang
membuatnya, seorang misionaris yang bernama Padre Joao’ de Deus Pires. Saat itu
beliau masih muda umur 33 tahun sebagai superior untuk para SDB di Timor Leste,
diminta provinsialnya membangun sebuah
rumah untuk para SDB supaya mempunyai komunitas. Setiap kali dia lewat tempat
yang sekarang bernama Fatumaca ini beliau mendengar suara “ disanalah” dengan
jantung berdegup keras. Itu terjadi berulang kali setiap melewati tempat itu.
Akhirnya dia memberanikan diri berbicara kepada para pemimpin di situ dan menyatakan
bahwa ingin membuat sebuah rumah tinggal.
Ternyata dengan sukarela mereka mau memberikan tanah bahkan bantuan tenaga untuk membangun tempat itu. Berkat penyelenggaraan ilahi melalui berbagai orang yang dijumpai Padre Joao’ sebuah rumah berhasil dibangun dan mulai sekolah dasar dan sekolah pertanian yang saat itu memang diperlukan oleh umat di situ. Dan sekarang tempat ini akan merayakan pesta emasnya dan sudah menjadi pusat pendidikan teknik tarbaik di Timor leste. Semua itu bisa terwujud karena P. Joao’ mendengarkan suara Tuhan “ pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang’” membuat hal yang baik yang berguna bagi sesama.
Ternyata dengan sukarela mereka mau memberikan tanah bahkan bantuan tenaga untuk membangun tempat itu. Berkat penyelenggaraan ilahi melalui berbagai orang yang dijumpai Padre Joao’ sebuah rumah berhasil dibangun dan mulai sekolah dasar dan sekolah pertanian yang saat itu memang diperlukan oleh umat di situ. Dan sekarang tempat ini akan merayakan pesta emasnya dan sudah menjadi pusat pendidikan teknik tarbaik di Timor leste. Semua itu bisa terwujud karena P. Joao’ mendengarkan suara Tuhan “ pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang’” membuat hal yang baik yang berguna bagi sesama.
Saya sendiri mengalami tempat itu sebagai rahmat
karena di sanalah sebagian dari hidupku dibentuk meski hanya setahun di tempat
itu. Tapi merupakan saat terpenting dalam hidupku yaitu masa novisiat, artinya
disitulah aku dilahirkan sebagai seorang Salesian Don Bosco. Dan itu juga berarti panggilan dan sekaligus
perutusan untuk berkarya bagi kaum muda. Meski setelah dari sana tugasku bukan
merasul tetapi menjalni studi. Tapi pesan injil hari ini juga cocok untukku:
Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang. Ini mirip dengan pesan
Don Bosco untuk anak-anaknya yang sangat cocok dengan pesan Yesus hari ini:”
Berlompatlah, berlarilah, berteriaklah, bernyanyilah, menarilah asal jangan
berbuat dosa”.
Perintah Yesus:
“Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” ini dilaksanakan
dan ditegaskan oleh Santo Paulus dalam sharingnya:”Aku melupakan apa yang telah
di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari
lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus”. Santo Paulus
meninggalkan dosanya dan mengejar kesempurnaan dalam Yesus Kristus dengan tanpa
mengenal lelah. Yesus sudah memberikan contoh bagaimana dia menghadapi cobaan
orang parisi itu sehingga tidak jatuh dalam perselisihan meski Dia sebetulnya
mendapat ancaman. Marilah kita laksanakan pesan Yesus ini dalam hidup kita
mulai sekarang, tanpa menundanya lagi : “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi
mulai sekarang”. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)
0 comments:
Post a Comment