Monday, 18 March 2013

Pergilah dan Jangan Berbuat Dosa Lagi, Mulai Sekarang

Minggu Prapaskah V


Inilah pesan yang disampaikan Yesus kepada seorang pendosa yang telah diampuninya. Jujur saja kita semua adalah orang berdosa, maka pesan ini sangat cocok untuk kita masing-masing: “ Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang”. Perintahnya jelas dan tegas, kita disuruh pergi sekarang tapi bukan untuk berbuat dosa melainkan untuk berbuat kasih yang terangkum dalam tema APP kita” makin beriman, makin bersaudara, makin berbela rasa”.

Yesus tidak mau kita diam saja tinggal di sini, tapi menyuruh kita pergi, artinya disuruh melakukan sesuatu sekarang juga dan inilah perutusan kita. Karena kalau di sini saja kita memang tidak akan berbuat dosa. Satu kesalahan yang bisa dibuat tidur saat mendengar kotbah Pastur. Kita diberi tugas untuk berbuat baik dan benar kepada sesama kita sekarang, setelah kita mendapat rahmat pengampunan seperti wanita pendosa yang sudah diampuni oleh Yesus. Dalam perayaan Ekaristi kita bukan hanya mengalami pengampunan tapi sekaligus pembekalan penuh dengan menerima kekuatan dari Kristus sendiri yang menjadi santapan bagi kita. Yang kita samabut dalam komuni.

Dalam kisah ini kita diberi contoh oleh Yesus untuk tidak mudah menghakimi atau menyalahkan orang lain dan menghukumnya. Kita diajak untuk mudah mengampuni sesama tetapi juga perlu keberaniam untuk mengampuni diri sendiri yang kadang tidak mudah. Kita diminta untuk tidak berbuat dosa artinya diminta untuk bertobat. Tidak mengulangi dosa dan kesalahan yang sama yang sudah kita lakukan dalam kehidupan, tetapi melakukan semuanya kecuali berbuat dosa. Inilah yang diminta Yesus kepada kita masing-masing hari ini. “Jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang”. Permintaan yang tidak boleh ditunda karena sekarang harus dilakukan. Itulah arti pertobatan.

Beberapa hari yang lalu saya sempat bernostalgia berkunjung ke tempat saya menajalani masa novisiat dan sudah 13 tahun saya tidak berkunjung ke tempat itu. Saya senang bisa mendengar kisahnya bagaimana tempat itu mulai dibangun langsung dari yang membuatnya, seorang misionaris yang bernama Padre Joao’ de Deus Pires. Saat itu beliau masih muda umur 33 tahun sebagai superior untuk para SDB di Timor Leste, diminta provinsialnya  membangun sebuah rumah untuk para SDB supaya mempunyai komunitas. Setiap kali dia lewat tempat yang sekarang bernama Fatumaca ini beliau mendengar suara “ disanalah” dengan jantung berdegup keras. Itu terjadi berulang kali setiap melewati tempat itu. Akhirnya dia memberanikan diri berbicara kepada para pemimpin di situ dan menyatakan bahwa ingin membuat sebuah rumah tinggal. 

Ternyata dengan sukarela mereka mau memberikan tanah bahkan bantuan tenaga untuk membangun tempat itu. Berkat penyelenggaraan ilahi melalui berbagai orang yang dijumpai Padre Joao’ sebuah rumah berhasil dibangun dan mulai sekolah dasar dan sekolah pertanian yang saat itu memang diperlukan oleh umat di situ. Dan sekarang tempat ini akan merayakan pesta emasnya dan sudah menjadi pusat pendidikan teknik tarbaik di Timor leste.  Semua itu bisa terwujud karena P. Joao’ mendengarkan suara Tuhan “ pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang’” membuat hal yang baik yang berguna bagi sesama. 

Saya  sendiri mengalami tempat itu sebagai rahmat karena di sanalah sebagian dari hidupku dibentuk meski hanya setahun di tempat itu. Tapi merupakan saat terpenting dalam hidupku yaitu masa novisiat, artinya disitulah aku dilahirkan sebagai seorang Salesian Don Bosco.  Dan itu juga berarti panggilan dan sekaligus perutusan untuk berkarya bagi kaum muda. Meski setelah dari sana tugasku bukan merasul tetapi menjalni  studi.  Tapi pesan injil hari ini juga cocok untukku: Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang. Ini mirip dengan pesan Don Bosco untuk anak-anaknya yang sangat cocok dengan pesan Yesus hari ini:” Berlompatlah, berlarilah, berteriaklah, bernyanyilah, menarilah asal jangan berbuat dosa”. 

Perintah Yesus: “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” ini dilaksanakan dan ditegaskan oleh Santo Paulus dalam sharingnya:”Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”.  Santo Paulus meninggalkan dosanya dan mengejar kesempurnaan dalam Yesus Kristus dengan tanpa mengenal lelah. Yesus sudah memberikan contoh bagaimana dia menghadapi cobaan orang parisi itu sehingga tidak jatuh dalam perselisihan meski Dia sebetulnya mendapat ancaman. Marilah kita laksanakan pesan Yesus ini dalam hidup kita mulai sekarang, tanpa menundanya lagi : “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang”. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)

0 comments:

Post a Comment