Hari ini kita sudah memasuki minggu biasa yang ke 31.
Dalam injil kita mendengarkan tentang hukum yang utama yaitu kasih. Saya
mendapatkan judul yang cocok untuk kita bersama Cinta segitiga. Kita harus
mencintai Allah, mencintai sesama dan mencintai diri sendiri. Itulah tiga sudut
atau garis dalam segitiga yang merupakan perintah perintah kepada kita semua sebagai orang kristiani.
Kalau ini dilaksanakan kita akan menemukan sumber kebahagian dalam hidup kita.
Jujur saja bisa dikatakan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa cintakasih. Karena
kita lahir ke dunia ini hanya karena
kasih Allah dan orang tua kita, tentu juga semua orang yang hadir dalam
kehidupan kita.
Bila kita lihat segitiga akan ada tiga sudut dan tiga
garis, kalau satu garis atau sudutnya kita hilangkan itu bukan segitiga lagi.
Begitu juga cintaksih dalam hidup kita harus lengkap seperti dalam injil hari
ini: sudut atau garis pertama” Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu
dengan segenap akal budimu dengan segenap kekuatanmu”. Sudut atau garis kedua
dan ketiga” kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Di sini ada dua
garis atau sudut yaitu mencintai sesama yang ukurannya seperti mencintai diri
sendiri. Sebagai bentuk cinta segitiga hukum ini tidak bisa dipisahkan satu
sama lain. Harus dijalani bersamaan dalam khidupan pribadi kita masing-masing.
Refren mazmur hari ini merangkum perintah Cintakasih
ini: “Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan hidupku kan menjadi aman dalam
lindunganNya”. Kita mengasihi Tuhan tapi nyatanya Dia justru merupakan sumeber
kekuatan kita untuk mengasih dan dalam Dia kita menjadi aman terlindung oleh
kasihNya yang tanpa batas, sehingga kita dimampukan untuk mencintai sesama
kita. Itulah yang seharusnya terwujud dalam hidup kita menjadi pemba kasih
Tuhan bagi sesama.
Hukaman utama akan kita terima kalau kita tidak
melaksanakan hukum cintakasih ini, misal yang terjadi di sekitar kampung saya
perang antar desa karena mereka menyimpan rasa: benci, dendam, menyimpan luka
dan sakit hati, iri dan dengki, memusuhi, menindas, melecehkan, tidak mau
berdamai dengan orang lain, sehingga ada kesalah dari salah satu warga bisa
menjadi penyebab perang sampai satu desa hampir habis. Kalau mereka melakukan
hukum cintakasih ini pasti tidak akan terjadai kekacauan begitu dahsyat yang
sangat merusak dan menghancurkan.
Bagi kita orang kristiani kadang tidak mau ke gereja karena marah dengan pastornya, tidak ikut kegiatan lingkungan karena tidak akur yang disebabkan oleh kesombongan. Hal ini sebetulnya hanya menyebabkan hidup yang sulit dan berat penuh berkepanjangan, yang menjauhkan kita dari kedamaian dan kebahagiaan sejati. Maka marilah kita tumbuhkan dalam diri kita kerinduan untuk mengasihi Allah dan sesama. Tentu perlu pertobatan terus menerus dalam hidup karena biasanya kita lebih mudah mengorbankan orang lain untuk diri kita, daripada mengorbankan diri untuk orang lain yang merupakan essensi dari cintakasih. Berani berkorban untuk yang kita kasihi. Contoh nyata Yesus sendiri yang rela mengorbankan diriNya mati di kayu salib untuk kita yang dikasihinya.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)
Bagi kita orang kristiani kadang tidak mau ke gereja karena marah dengan pastornya, tidak ikut kegiatan lingkungan karena tidak akur yang disebabkan oleh kesombongan. Hal ini sebetulnya hanya menyebabkan hidup yang sulit dan berat penuh berkepanjangan, yang menjauhkan kita dari kedamaian dan kebahagiaan sejati. Maka marilah kita tumbuhkan dalam diri kita kerinduan untuk mengasihi Allah dan sesama. Tentu perlu pertobatan terus menerus dalam hidup karena biasanya kita lebih mudah mengorbankan orang lain untuk diri kita, daripada mengorbankan diri untuk orang lain yang merupakan essensi dari cintakasih. Berani berkorban untuk yang kita kasihi. Contoh nyata Yesus sendiri yang rela mengorbankan diriNya mati di kayu salib untuk kita yang dikasihinya.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)
0 comments:
Post a Comment