Seruan dalam refren mazmur ini sangat cocok bagi kita dalam menjalani masa Prapaskah atau masa tobat.; supaya kita selalu hidup dalam lindungan kasih Tuhan.
Masa 40 hari ini bisa kita sebut sebagai retret agung untuk memperbaharui diri yang dinyatakan dalam pertobatan dengan tindakan nyata berpuasa, berdoa dan beramal kasih. Berpuasa merupakan upaya untuk mengendalikan diri kita dari berbagai ketidak-teraturan diri. Berdoa adalah usaha kita untuk selalu tersambung dalam kasih Allah yang mengalir pada diri kita. Beramal kasih merupakan perwujudan nyata bahwa kita sungguh orang yang dikasihi oleh Tuhan. Dimana bukti nyata bahwa kita dikasihi Tuhan itu nampak pada saat kita bisa mengasihi sesama.
Dalam injil kita
mendengarkan Yesus yang mengalami pencobaan di padang gurun. Yesus mampu
menghadapi tiga macam godaan yang dialami dan memenangkannya. Sampai akhirnya
iblis yang menggoda-Nya menyingkir jauh. Yesus memenangkan percobaan karena
selalu menyatukan diriNya dangan Allah BapaNya. Kita juga akan mampu mengatasi
berbagai percobaan dan tantangan saat kita berserah diri dalam kuasa Allah.
Seperti dalam seruan mazmur “ Ya Tuhan lindungi kami di dalam kesesakan”.
Itulah yang harus terus kita perjuangkan dalam kehidupan kita dalam menjalani
masa pertobatan ini. Dalam kepercayaan akan kasihNya kita mengalami perlindungan
dalam berbagai segi hidup dengan segala suka-dukanya.
Tiga ajakan yang
sangat relevan dengan kehidupan masyarakat. Makin beriman kita diajak untuk
bertumbuh dalam iman kita Bapa Suci Benediktus XVI sudah menjelaskan tiga hal yang
perlu kita lakukan untuk membantu kita menjadi semakin beriman yaitu pertama, dangan membaca
dan mempelajari katekismus Gereja Katolik. Dengan bertambahnya pengetahuan itu, diharapkan
kita juga bertumbuh dalam iman. Kedua, dengan membaca kisah hidup para orang kudus
supaya kita bisa meneladani cara hidup beriman mereka; bagaimana mereka
mempraktekan iman mereka. Ketiga, kita diajak untuk mewartakan iman kita
dengan gembira, bahwa kita sudah diselamatkan maka harus kita bawa keselamatan
itu bagi sesama. Dengan persaudaraan maka muncul perwujudan nyata iman kita.
St. Yakobus meyebut iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka kita sering menyebut sebagai saudara seiman, kita semua menjadi saudara dalam Kristus. Sebagai keluarga dalam Kristus, kita disebut sebagai orang Kristen dalam persekutuan yang disebut Gereja. Sayangnya, karena kesombongan manusia maka Gereja ini menjadi terpecah-pecah menjadi bermacam-macam denominasi Gereja.
St. Yakobus meyebut iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka kita sering menyebut sebagai saudara seiman, kita semua menjadi saudara dalam Kristus. Sebagai keluarga dalam Kristus, kita disebut sebagai orang Kristen dalam persekutuan yang disebut Gereja. Sayangnya, karena kesombongan manusia maka Gereja ini menjadi terpecah-pecah menjadi bermacam-macam denominasi Gereja.
Adanya sikap berbelarasa merupakan
tindakan nyata dari kita beriman. Dalam injil sering disebutkan “ Yesus
tergerak hatinya oleh belaskasihan”. Segala mujizat yang dibuat oleh Yesus
karena belaskasihan kepada orang yang lebih menderita yaitu orang yang lemah,
kecil, miskin, tersinggkir dan disable atau cacat baik mental maupun fisik.
Contoh dan teladan Gubernur kita Pak Jokowi dan Pak Ahok sangat dasyat efeknya
bagi masyarakat. Mereka menciptakan susana yang mendorong adanya kepedulian masyarakat satu dengan yang lain sangat
besar. Semua anggota aparat pemerintahan bertindak secara nyata untuk
membantu mereka yang menjadi korban banjir.
Memang, Gubernur dan Wakilnya tidak bisa
langsung membebaskan Jakarta dari banjir dan macet, tapi ditunjukan bagaimana
menghadapi persoalan secara bersama dengan saling membantu dan peduli satu sama lain. Dalam
peristiwa banjir yang sangat merata sungguh terasa solidaritas sebagai sebuah
masyarakat yang sebelumnya sikap ini seperti hilang dari kehidupan masyarakat
khususnya Jakarta. Selamat memasuki masa penuh rahmat, masa puasa dan pantang. (by F.Matius Sudiantoro,SDB)
0 comments:
Post a Comment