Friday 15 February 2013

Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan





Seruan dalam refren mazmur ini sangat cocok bagi kita dalam menjalani masa Prapaskah atau masa tobat.; supaya kita selalu hidup dalam lindungan kasih Tuhan. 
Masa 40 hari ini bisa kita sebut sebagai retret agung untuk memperbaharui diri yang dinyatakan dalam pertobatan dengan tindakan nyata berpuasa, berdoa dan beramal kasih. Berpuasa merupakan upaya untuk mengendalikan diri kita dari berbagai ketidak-teraturan diri. Berdoa adalah usaha kita untuk selalu tersambung dalam kasih Allah yang mengalir pada diri kita. Beramal kasih merupakan perwujudan nyata bahwa kita sungguh orang yang dikasihi oleh Tuhan. Dimana bukti nyata bahwa kita dikasihi Tuhan itu nampak pada saat kita bisa mengasihi sesama. 

Dalam injil kita mendengarkan Yesus yang mengalami pencobaan di padang gurun. Yesus mampu menghadapi tiga macam godaan yang dialami dan memenangkannya. Sampai akhirnya iblis yang menggoda-Nya menyingkir jauh. Yesus memenangkan percobaan karena selalu menyatukan diriNya dangan Allah BapaNya. Kita juga akan mampu mengatasi berbagai percobaan dan tantangan saat kita berserah diri dalam kuasa Allah. Seperti dalam seruan mazmur “ Ya Tuhan lindungi kami di dalam kesesakan”. Itulah yang harus terus kita perjuangkan dalam kehidupan kita dalam menjalani masa pertobatan ini. Dalam kepercayaan akan kasihNya kita mengalami perlindungan dalam berbagai segi hidup dengan segala suka-dukanya.

Tiga ajakan yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat. Makin beriman kita diajak untuk bertumbuh dalam iman kita Bapa Suci Benediktus XVI sudah menjelaskan tiga hal yang perlu kita lakukan untuk membantu kita menjadi semakin beriman yaitu pertama, dangan membaca dan mempelajari katekismus Gereja Katolik. Dengan bertambahnya pengetahuan itu, diharapkan kita juga bertumbuh dalam iman. Kedua, dengan membaca kisah hidup para orang kudus supaya kita bisa meneladani cara hidup beriman mereka; bagaimana mereka mempraktekan iman mereka. Ketiga, kita diajak untuk mewartakan iman kita dengan gembira, bahwa kita sudah diselamatkan maka harus kita bawa keselamatan itu bagi sesama. Dengan persaudaraan maka muncul perwujudan nyata iman kita. 
St. Yakobus meyebut iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka kita sering menyebut sebagai saudara seiman, kita semua menjadi saudara dalam Kristus. Sebagai keluarga dalam Kristus, kita disebut sebagai orang Kristen dalam persekutuan yang disebut Gereja. Sayangnya, karena kesombongan manusia maka Gereja ini menjadi terpecah-pecah menjadi bermacam-macam denominasi Gereja. 

Adanya sikap berbelarasa merupakan tindakan nyata dari kita beriman. Dalam injil sering disebutkan “ Yesus tergerak hatinya oleh belaskasihan”. Segala mujizat yang dibuat oleh Yesus karena belaskasihan kepada orang yang lebih menderita yaitu orang yang lemah, kecil, miskin, tersinggkir dan disable atau cacat baik mental maupun fisik. Contoh dan teladan Gubernur kita Pak Jokowi dan Pak Ahok sangat dasyat efeknya bagi masyarakat. Mereka menciptakan susana yang mendorong adanya kepedulian masyarakat satu dengan yang lain sangat besar. Semua anggota aparat pemerintahan bertindak secara nyata untuk membantu mereka yang menjadi korban banjir. 
Memang, Gubernur dan Wakilnya tidak bisa langsung membebaskan Jakarta dari banjir dan macet, tapi ditunjukan bagaimana menghadapi persoalan secara bersama dengan saling membantu dan peduli satu sama lain. Dalam peristiwa banjir yang sangat merata sungguh terasa solidaritas sebagai sebuah masyarakat yang sebelumnya sikap ini seperti hilang dari kehidupan masyarakat khususnya Jakarta. Selamat memasuki masa penuh rahmat, masa puasa dan pantang. (by F.Matius Sudiantoro,SDB)

0 comments:

Post a Comment