Saturday, 30 March 2013

Pembasuhan Kaki dan Korban Ekaristi

PERJALANAN MENUJU KEBANGKITAN DALAM LITURGI PEKAN SUCI



Paus Fransiskus memcuci kaki tahanan remaja: Kamis Putih
Malam ini kita akan diajak merenungkan betapa Yesus sungguh mencintai manusia sampai bersedia membasuh kaki murid-muridnya. Ini bukan hanya sekedar pelayanan bahwa Yesus mau merendahkan diri. Tetapi ada makna penebusan yaitu manusia dibersihkan dari segala dosa. Dan ini merupakan yang terpenting bahwa kita mengalami penebusan oleh Kristus, yang setelah pembasuhan kaki ini Dia akan mengorbankan diriNya untuk keselamatan umat manusia seluruhnya tanpa kecuali. Hanya manusia memiliki kebebasan untuk menerima penebusan ini atau menolaknnya. Bahkan diantara para muridnya ada yang menolaknya yaitu Yudas Iskariot yang mengkianati Dia.

Pengorbanan Kristus menjadi semakin nyata dalam perjamuan Ekaristi yang pertama dirayakanNya bersama para rasul. Perayaan ini bisa disebut sebagai perjamuan cintakasih. Disini Yesus menyatakan cinta sehabis-habisnya. Dia memberikan diriNya untuk menjadi santapan bagi umat manusia supaya memang bisa sungguh bersatu dengan manusia yang dicintainya secara total. Yesus tidak menyisakan sesuatu bagi dirinya. Semua diberikan sebagai perwujudan cintakasihNya yang tanpa batas kepada manusia. Semoga manusia mau terbuka untuk menerima cintaNya, tapi bisa juga sebaliknya menjadi seperti Yudas yang setelah perjamuan ini justru mengkhianati Yesus dan menjualnya untuk mendapat uang 25 keping perak. Jangan sampai kita juga menjual Yesus dalam kehidupan kita.

Sabda Yesus yang dicatat santo Paulus dalam suratnya yang kita dengarakn dalam bacaan kedua, selalu kita ulang dalam doa konsekrasi setiap kali kita merayakan Ekaristi”Inilah tubuhku yang diserahkan bagimu”. “ Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darahKu. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan daku”. Saat diulang sabda Yesus ini merupakan peristiwa terpenting dalam perayaan Ekaristi, karena di sinilah roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus yang akan menjadi santapan bagi kita. Mujizat terbesar yang boleh kita alami sebagai anugerah Allah dalam iman kepada Kristus. Dan peristiwa ini sungguh hanya bisa dimengerti dalam iman, memang untuk terjadinya mujizat perlu iman dari kita.

Para Imam saat menerima Sakramen Imamat
Dalam Ekaristi kita mengenang dua sakramen sebagai anugerah terbesar Allah kepada manusia meski sebetulnya tidak pantas menerimanya. Yaitu Sakramen Imamat dan Sakramen Ekaristi yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ekaristi bisa dihadirkan kembali oleh seorang yang menerima pentahbisan imamat. Hanya seorang imam mendapat anugerah kuasa yang begitu besar diberi kemampuan untuk mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Kuasa yang para malaikat bahkan Bunda Maria yang suci dan tak bernoda tidak diberi kuasa ini. Itu semua Tuhan anugerahkan hanya karena satu alasan, Dia mau mencintai manusia. Bahkan mau hadir dalam rupa roti yang sangat sederhana untuk menjadi sumber keselamatan kita. Di sinilah pembasuhan kaki menemukan maknanya dalam karya penebusan yang penuh kasih yang terwujud secara nyata dalam Ekaristi yang menjadi santapan keselamatan kita manusia. (by.F.Matius Sudiantoro, SDB)

0 comments:

Post a Comment