PERJALANAN MENUJU KEBANGKITAN DALAM
LITURGI PEKAN SUCI
Paus Fransiskus memcuci kaki tahanan remaja: Kamis Putih |
Malam ini kita akan diajak
merenungkan betapa Yesus sungguh mencintai manusia sampai bersedia membasuh
kaki murid-muridnya. Ini bukan hanya sekedar pelayanan bahwa Yesus mau
merendahkan diri. Tetapi ada makna penebusan yaitu manusia dibersihkan dari
segala dosa. Dan ini merupakan yang terpenting bahwa kita mengalami penebusan
oleh Kristus, yang setelah pembasuhan kaki ini Dia akan mengorbankan diriNya
untuk keselamatan umat manusia seluruhnya tanpa kecuali. Hanya manusia memiliki
kebebasan untuk menerima penebusan ini atau menolaknnya. Bahkan diantara para
muridnya ada yang menolaknya yaitu Yudas Iskariot yang mengkianati Dia.
Pengorbanan Kristus menjadi
semakin nyata dalam perjamuan Ekaristi yang pertama dirayakanNya bersama para
rasul. Perayaan ini bisa disebut sebagai perjamuan cintakasih. Disini Yesus
menyatakan cinta sehabis-habisnya. Dia memberikan diriNya untuk menjadi
santapan bagi umat manusia supaya memang bisa sungguh bersatu dengan manusia
yang dicintainya secara total. Yesus tidak menyisakan sesuatu bagi dirinya.
Semua diberikan sebagai perwujudan cintakasihNya yang tanpa batas kepada
manusia. Semoga manusia mau terbuka untuk menerima cintaNya, tapi bisa juga
sebaliknya menjadi seperti Yudas yang setelah perjamuan ini justru mengkhianati
Yesus dan menjualnya untuk mendapat uang 25 keping perak. Jangan sampai kita
juga menjual Yesus dalam kehidupan kita.
Sabda Yesus yang dicatat
santo Paulus dalam suratnya yang kita dengarakn dalam bacaan kedua, selalu kita
ulang dalam doa konsekrasi setiap kali kita merayakan Ekaristi”Inilah tubuhku
yang diserahkan bagimu”. “ Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan
dalam darahKu. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan
daku”. Saat diulang sabda Yesus ini merupakan peristiwa terpenting dalam
perayaan Ekaristi, karena di sinilah roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah
Kristus yang akan menjadi santapan bagi kita. Mujizat terbesar yang boleh kita
alami sebagai anugerah Allah dalam iman kepada Kristus. Dan peristiwa ini
sungguh hanya bisa dimengerti dalam iman, memang untuk terjadinya mujizat perlu
iman dari kita.
Para Imam saat menerima Sakramen Imamat |
Dalam Ekaristi kita mengenang
dua sakramen sebagai anugerah terbesar Allah kepada manusia meski sebetulnya
tidak pantas menerimanya. Yaitu Sakramen Imamat dan Sakramen Ekaristi yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ekaristi bisa dihadirkan kembali oleh
seorang yang menerima pentahbisan imamat. Hanya seorang imam mendapat anugerah
kuasa yang begitu besar diberi kemampuan untuk mengubah roti dan anggur menjadi
Tubuh dan Darah Kristus. Kuasa yang para malaikat bahkan Bunda Maria yang suci
dan tak bernoda tidak diberi kuasa ini. Itu semua Tuhan anugerahkan hanya
karena satu alasan, Dia mau mencintai manusia. Bahkan mau hadir dalam rupa roti
yang sangat sederhana untuk menjadi sumber keselamatan kita. Di sinilah
pembasuhan kaki menemukan maknanya dalam karya penebusan yang penuh kasih yang
terwujud secara nyata dalam Ekaristi yang menjadi santapan keselamatan kita
manusia. (by.F.Matius Sudiantoro, SDB)
0 comments:
Post a Comment