Saturday 2 March 2013

Hati-Hatilah, Agar Tidak Jatuh!



Pesan seperti ini sering kita terima dalam kehidupan sehari-hari, sampai-sampai kadang kita menganggapnya sebagai angin lalu atau tidak penting. St. Paulus menegaskan ini dalam bacaan kedua secara lengkap “sebab itu siapa menyangka bahwa dirinya teguh berdiri, hati-hatilah supaya jangan jatuh!”. Agak aneh pesan ini justru orang yang merasa teguh berdiri diminta untuk berhati-hati supaya tidak jatuh. Sebetulnya dalam kenyataan hidup manusia memang paradoks dimana letak kekuatannya disitulah letak titik paling lemah dari dirinya. Santo Paulus mengerti benar akan hal ini sehingga memberikan nasehat itu kepada kita semua yang mau mendengarkan dan melaksanakannya.

Sekarang kita dalam masa tobat yang didahului dengan Rabu Abu, saat menerima abu dikatakan oleh imam yang mengoleskan abu di dahi kita: “bertobatlah dan percayalah kepada injil”. Kalimat ini mengajak kita untuk dengan rendah hati mengakui kelemahan dan dosa kita dengan bertobat. Kita akan bisa bertobat kalau percaya kepada injil yaitu kabar gembira keselamatan yang dibawa oleh Kristus. Sudah seharusnya pertobatan itu membawa kegembiraan bagi yang bertobat sendiri dan bagi orang-orang yang ada di sekitaranya. 

Kalau tidak muncul sukacita dalam pertobatan tentu ada yang salah. Yesus pernah bersabda “akan ada sukacita besar di surga atas atas satu orang berdosa yang bertobat daripada 99 orang yang tidak perlu bertobat”.  Kalimat itu sangat cocok untuk kita yang memang orang berdosa yang perlu selalu bertobat. Pesan St. Paulus “hati-hatilah supaya jangan jatuh” juga sangat pas bagi kita dalam menjalani masa tobat ini.

Dalam bacaan pertama pertobatan yang diminta Tuhan pada nabi Musa dinyatakan dalam Firman:”Tanggalkanlah kasut dari kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu adalah tanah kudus”. Itulah permintaan Tuhan pada Musa sebelum menerima perutusan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Dalam injil pertobatan ini dinyatakan dalam permintaan hamba “Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberinya pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah”. Ini merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk mengalami kasihnya melalui pengampunan yang dilimpahakan kepada kita yang mau bertobat.

“Hati-hatilah supaya jangan jatuh!” merupakan ajakan terus menerus untuk menjalani hidup kita dalam pertobatan. Supaya kita bisa mengalami secara nyata yang kita serukan dalam refren mazmur :” Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah”. Artinya kita akan mamapu merasakan dan mengalami kasih setia Tuhan dan penebusannya kalau kita bertobat. Dengan mengakui dosa dan kesalahan kita dihadapan Tuhan, secara lebih nyata kita wujudkan dengan menerima sakramen pengampuna dosa. Pesan St. Paulus menjadi sangat relevan supaya kita tidak jatuh lagi dalam dosa dan kesalahan yang sama. Marilah kita laksanakan pesan ini dengan setia: “hati-hatilah supaya jangan jatuh!”. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)

0 comments:

Post a Comment