Perintah ini
diberikan Yesus kepada para rasulnya yang sudah kelelahan bekerja menjala ikan
sepanjang malam tanpa mendapatkan apapun. “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan”. Petrus memberikan berbagai macam
alasan atas ketidakberhasilan mereka tapi jawaban terakhirnya menjadi sangat
penting dak bermakna bagi kita semua “Tetapi karena perintahMu, aku akan
menebarkan jala juga”. Dan hasilnya mereka mendapat ikan sangat banyak sampai
jala merka hampir koyak.
Kita diajak untuk
selalu bekerja dalam Tuhan dan bersama Tuhan. Kalau tidak akan menjadi sia-sia
seperti yang dikerjakan para rasul sepanjang malam dan tak mendapat hasil
apapun. Tapi bersama Yesus kita diajak untuk bertolak ke dalam, kita harus
bertolak ke dalam Hati Yesus yang penuh kasih. Sebelumnya kita perlu juga
mengenal kedalaman hati kita masing-masing. Ada apakah di kedalaman hati kita?
Kita akan mengenali diri kita seperti Petrus yang berkata kepada Yesus” Tuhan
tinggalkanlah aku, karena aku orang berdosa”. Ungkapan yang sangat sadar kita
tidak layak berada dihadapan Tuhan.
Tuhan mengerti
dengan sangat baik siapa diri kita masing-masing. Dia sangat mencintai dan
mengasihi kita tanpa syarat. Itulah kesempurnaan kasih Tuhan yang hari ini
mengajak kita terus bertolak ke tempat yang dalam, yaitu Hatinya yang penuh
berlimpah cintakasih untuk umat manusia. Supaya setelah mengalami kasih Allah
ini kita juga bisa membawa orang lain kepada Allah.
Tugas itu dinyatakan dalam
sabda Yesus “ Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia”.
Artinya kita dipanggil bukan untuk berdiam diri saja, tetapi untuk mnjalankan
tugas menjadi penjala manusia. Menangkap orang melalui kehidupan kita baik
perkataan maupun perbuatan untuk dibawa kepada Tuhan. Artinya orang bisa
mengalami kasih Tuhan melalui kehadiran kita bersama mereka.
Dalam bacaan
pertama kita mendengarkan kisah panggilan nabi Yesaya. Setelah dia dikuduskan
oleh bara api Tuhan oleh malaikat mendengar suara Tuhan berkata: “siapakah yang
akan Ku utus? Dan siapakah yang akan pergi atas namaKu?” Nabi Yesaya menjawab:
“inilah aku, utuslah aku”. Jawaban ini perlu kita teladani dalam kehidupan kita
dalam menagagapi ajakan Tuhan untuk bertolak ke dalam. Kata inilah aku berarti menerima diri secara
utuh dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Utuslah aku adalah kesiapsediaan untuk menjalankan tugas yang Tuhan
berikan.
Tugas kita
tercantum secara jelas dalam refren mazmur hari ini “Nama Tuhan hendak kuwartakan
di tengah umat kumuliakan”. Nama Tuhan diwartakan supaya manusia mengerti bahwa
mereka harus membuak diri untuk menrima keselamatan. Namun sebelum membawa
keselamatan kita harus mengalami seperti nabi Yesaya yang dikuduskan atau
Petrus yang merasa berdosa, namun mengalami belas kasihan Tuhan meski dia
sendiri merasa tidak pantas “ Tuhan tinggalakanlah aku, sebab aku orang
berdosa”. Jawaban Yesus merupakan
peneguhan “jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjadi penjala manusia”.
Artinya ikut turut serta dalam karya keselamatan dengan menjalani perutusan
setelah kita bertolak semakin ke dalam.
Jelas sekali bersama Tuhan kita akan menghasilkan sesuatu yang
mengagumkan. Maka marilah berkarya dalam
naungan kasih Tuhan yang mau selalu menyertai dalam kehidupan kita. (by F. Matius Sudiantoro, SDB)
0 comments:
Post a Comment