Sering sekali kita mendengarkan dan mengucapkan kata
shalom yang semoga memang tahu artinya yaitu damai sejahtera. Refren mazmur
kita hari ini “ Tuhan memberkati umatnya dengan damai sejahtera” sangat cocok
dengan ucapan shalom. Dalam bahasa ibrani shalomekah
lebih tepat artinya damai sejahtera bagimu. Ini juga menjadi ucapan Yesus
ketika menemui para rasulnya setelah Dia bangkit “ Damai sejahtera bagi kamu”
Lk 24:36. Inilah yang Tuhan mau berikan kepada umat manusia yaitu damai
sejahtera.
Orang kalau hidupnya sudah damai sejahtera tidak
kekurangan apapun. Hal yang baik dalam hidup kita selalu membutuhkan
pengorbanan, siapakah di dunia ini orang yang masih mau berkorban bagi orang
lain. Di sinilah perbedaan orang baik dan orang jahat: orang baik adalah orang
yang mau mengorbankan dirinya bagi kesejahteraan orang lain conyohnya para
pahlawan sedangkan orang jahat adalah orang yang mau mengorbankan orang lain
untuk kesejahteraan dirinya contohnya para koruptor. Kalau mau dibandingkan di
negeri kita ini antara pahlawan dan koruptor 1: 100.000 mungkin sudah terlalu
banyak pahlawan di negeri ini. Dan sayangnya para pahlawan yang sudah sangat
langka itu tidak pernah masuk dalam berita di mas media, sedangkan koruptor ada
setiap hari.
Dalam bacaan hari ini damai sejahtera itu sungguh
diwujudkan secara nyata oleh Tuhan sebagai berkatnya bagi manusia. Bacaan
pertama Tuhan memberikan segalanya untuk kesejahateraan manusia dan anugerah
terakhir adalah” Aku akan menjadikan penolong baginya teman yang sepadan dengan
dia”. Dan ini diberikan karena Tuhan mau memberikan damai sejahtera kepada
manusia yang dikasihinya.
Anugerah terbesar yang diberikan Allah untuk umat
manusia dijelaskan dalam bacaan kedua surat kepada orng ibrani: “ Berkat kasih
karunia Allah Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang sesuai dengan
keadaan Allah, Allah menciptakan segala sesuatu bagi diriNya, dan mengantar
banyak orang pada kemuliaan”. Di sini damai sejahtera disebut sebagai
kemuliaan.
Dalam injil ditegaskan damai sejahtera ini mewujud
dalam kehidupan keluarga. Secara jujur orang yang menikah karena mau saling
menerima memberikan damai sejahtera, meskipun
tidak tidak selalu terwujud kenyataan terrbukti banyak perkawinan yang
gagal. Dalam injil hari orang yahudi menuntut syahnya perceraian. Bila
orang saling mencintai tiba-tiba mau bercerai itu pasti ada proses yang
salah dari kedua belah pihak dan keduanya tidak mau mengaku salah. Pasti ini
terjadi berulang-ulang karena egoisme, kesombongan sehingga tidak bisa saling
memaafkan. Tentu saja tidak mau saling berkorban untuk yang lain dan hanya
mengorbankan yang lain bagi dirinya sendiri. Setiap ada perceraian anak-anaklah
yang menjadi korban. Maka Yesus mengambil anak kecil itu untuk menunjukan dengan sangat jelas merekalah yang
dikorbankan dalam perceraian karena suami istri saling egois. Sehingga tidak
terwujud damai sejahtera bagi mereka. Mari kita saling berani berkorban untuk
damai sejahtera bagi sesama jangan sebatas kata shalom.
(by. F.Matius Sudiantoro, SDB)
Permisi......bagi dooonggg...... |
0 comments:
Post a Comment