Kiss of an Angel

That you are young is enough to make me love you very much.

There can be no virtue without obedience.

We must, each of us, be willing to sacrifice our own will, even at a heavy cost...The sacrifice that is needed is the sacrifice of the will.

Everyone invited

"If we do not give them something to think about their minds will turn to unwholesome thoughts."

"Act today in such a way that you need not blush tomorrow."

"Direct every action to the Lord by saying, “Lord, I offer You this work, please bless it.”"

"If you wish to fly high, start from the bottom.

I would like to stress good health, good moral conduct and serious studies. Health is a precious gift; take good care of it..

Sunday, 30 December 2012

Yesus Pulang Bersama Mereka ke Nazaret



Hari ini kita merayakan keluarga kudus dari Nazaret. Bukan kebetulan kalau tema renungan kita dalam mempersiapkan Natal dalam masa advent Kembali ke Nazaret. Hal ini tepat sekali dengan salah satu ayat dari sabda Tuhan dalam injil hari ini “ Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke nazaret, dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka”. Ini merupakan cirikhas sebuah keluarga. Hanya manusia lah yang secara jelas selalu hidup dalam keluarga dan ini merupakan salah satu ciri bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial. Artinya mahkluk yang ada untuk yang lain, tak pernah seseorang berada untuk dirinya sendiri.

Dalam membangun keluarga ini menjadi sangat jelas: tidak pernah ada seorang suami menjadi suami untuk dirinya sendiri. Dia menjadi suami karena mau mencintai istrinya dan siap mengorbankan segala miliknya untuk istri tercintanya, begitu juga sebaliknya orang bersedia menjadi istri karena ingin mengasihi suaminya. Seharusnya tidak ada alasan lain selain untuk saling mencintai, dan mencintai berarti memang harus siap berkorban bagi yang dicintainya. Itulah cinta yang sesungguhnya, tiada kasih tanpa pengorbanan. Maka kalau ada seorang pemuda berani bilang “ i love u” kepada seorang gadis berarti dia siap untuk mengorbankan dirinya demi gadis yang dicintainya.

Itulah yang dilakukan orang tua, mereka tidak pernah menjadi orang tua bagi dirinya tetapi menjadi orang tua bagi anaknya. Sebaliknya anak juga terlahir bagi orang tuanya, tidak pernah menjadi anak untuk dirinya sendiri. Maka sudah sepantasnya kalau seorang anak ingin membahagiakan orang tuanya. Seorang ibu berjuang antara hidup dan mati pada saat berjuang untuk melahirkan anaknya, meski sekarang sudah ada cara sangat canggih yang harus dilahirkan dengan bedah cesar sehingga seorang ibu tidak merasakan sakit saat melahirkan karena dibius tapi perlu waktu untuk proses penyembuhannya. 

Kembali ke Nazaret manjadi tema yang sangat relevan bagi kita dalam merayakan Natal dan hari ini dalam pesta Keluarga kudus. Dalam keluarga semua hal bisa bertumbuh dan berkembang, bila kita mempunyai keluarga yang baik semua tatanan kehidupan akan menjadi baik. Tapi dalam kenyataan beberapa tahun terakhir banyak keluarga yang hancur berantakan, begitu mudahnya suami istri untuk bercerai karena merasa tidak cocok dan tentu saja apapun baiknya anak akan menjadi korban dari semua ini. Mereka tidak menemukan sosok seorang ayah dan ibu yang hidup rukun damai dalam kasih untuk membantu bertumbuh dan berkembang sabagai manusia yang seharusnya.

Sabda Tuhan dalam injil hari ini menunjukan betapa pentingnya keluarga dalam kalimat : “Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret, dan ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Yesus makain bertambah besar, dan bertambah pula hikmatnya, Ia makin besar dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”. Inilah seharusnya hidup manusia supaya berkembang sempurna yaitu mengalami dan merasakan dikasihi ALLAH dan Manusia. Itu hanya bisa terjadi kalau kita bertumbuh dan berkembang dalam iman kita. Seperti ajakan Bapa suci dalam tahun iman yang sedang kita rayakan sepanjang tahun ini. AMIN.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB) 

Kesukaan Besar Bagi Seluruh Bangsa



Hari ini kita merayakan Natal kelahiran Tuhan Yesus Sang Emanuel yang membawa kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Itulah Yesus yang adalah juruselamat kita datang untuk membawa kesukaan besar. Maka sudah sepantasnya kalau malam ini kita bersukacita dengan satu alasan Yesus datang bagi kita. Bersama para gembala marilah kita bersukacita untuk menyambut sang Emanuel Allah menyertai kita. Inilah kegembiraan yang kita rayakan pada malam natal yang begitu inda dan meriah.

Kemudian muncul pertanyaan kita yang mana disertai Allah?  Karena banyak yang menyalahgunakan kata Emanuel dalam hidup sehari-hari. Seolah kalau sudah bialang Emanuel Allah akan berpihak pada kita dan akan menghukum semua musuh kita. Hitler dan pengikutnya bersemangat Gott mit uns: Allah menyertai kita, ketika berusaha memusnahakn semua bangsa Yahudi. Bahkan Yesus sendiri dihukum mati karena orang farisi dan para imam merasa Allah berpihak kepada mereka. Kita percaya Allah menyertai yang menjadi korban dalam berbagai masalah kehidupan.

Emanuel adalah nama seseorang yang dikutip oleh Matius dari Yesaya “dan mereka akan menamai dia Emanuel yang berarti Allah menyertai kita. Dengan kelahiran Yesus Allah sendiri datang kepada manusia untuk menyertai manusia. Jadi hanya karena Yesus Kristus-lah Allah menyertai kita.  Bukan karena kita di pihak yang benar Allah manyertai kita. Justru kita berada di pihak yang benar karena Yesus datang untuk kita mengakhiri zaman murka Allah dan zaman melawan Allah. Dengan kelahiran Yesus dimulai zaman baru Allah menyertai kita dan bersama kita. 

Dalam nama Emanuel terkandung mutu janji penyertaan dan keberasamaan Allah dangan manusia. Tidak seperti kebersamaan manusia yang kadang bisa digambarkan dengan pepatah “ ada uang abang sayang, tidak ada uang abang melayang” atau bisa juga dangan kalimat hari ini kawan, besok menjadi lawan. Dalam Emanuel penyertaan Allah  untuk manusia itu tanpa batas dan tanapa syarat yaitu menyertai kita. Di sinilah siapa kita ditemukan jawabannya yaitu seluruh bangsa yang menerima kesuakaan besar. Artinya ini semua untuk saya dan untuk anda masing-masing dalam seluruh hidup kita.

Maka marilah  bersama para malaikat kita bernyanyi bersukaria merayakan Natal untuk menyambut Sang Emanuel yang datamh untuk membawa sukacita bagi seluruh bangsa di dunia ini. Kita sudah jelas menerima sukacita itu dengan merayakan Natal ini, tapi kita punya tugas dan kewajiban untuk menjadi pembawa sukacita ini kepada sesama kita, bukan hanya dengan nyanyian gloria tetapi melalui kehidupan kita. Sehingga dimanapun kita hadir dan berada orang bisa bersukacita, karena mengalami sang Emanuel yang hadir dan membawa sukacita bagi seluruh bangsaYang trangkum dalam masmur malam ini” hendaklah langit bersuakcita dan bumi bersorak sorai di hadapan wajah Tuhan karna Dia sudah datang”. Gloria Alleluia.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)

Pertemuan Yang Membahagiakan



Betapa bahagianya dua tokoh dalam injil hari ini saat mereka bertemu. Sebetulnya ada gap yang sangat jauh antara Maria dan Elisabeth dalam soal umur yang saat ini sering menjadi penghalang terbesar untuk bisa saling mengerti antara yang tua dan yang muda. Sungguh menakjupkan hari ini kita mendapat contoh sebuah pertemuan yang membahagiakan dari dua orang yang berbeda generasi. Damapaknya bahka sangat dirasakan orang lain yang masih dalam kandungan” melonjaklah anak yang di dalam rahimnya”. Kegembiraan pertemuan dua wanita ini dirasakan oleh bayi yang ada dalam kandungan.

Pernahkah kita mengalami pertemuan itu yang sungguh membahagiakan baik bagi kita sendiri maupun bagi mereka yang bertemu dangan kita atau justru orang was-was dan takut kalau akan bertemu dengan kita. Sangat menyedihkan kalau ada orang yang akan kita temui justru menjadi ketakutan karena kehadiran kita. Seharusnya orang menanti saat bertemu dangan kita dan setelah pertemuan dengan kita mereka mengalami kegembiraan seperti yang terjadai pada Maria dan Elisabeth hari ini. Sehingga kita sungguh menjadi pembawa kabar gembira atau injil bagi sesama kita.

Kita sudah ada pada minggu terakhir dalam masa advent, tentu akan semakin dekat hari raya pertemuan Allah dan manusia. Dalam diri Yesus yang lahir di kandang itu pertemuan Allah dan manusia terjadi secara sempurna. Allah menjadi manusia dan manusia menjadi Allah bersatu dalam diri Yesus juruselamat kita. Karena itulah Dia berkuasa menyelamatkan kita. Dia mengalami segala kelemahan manusia tapi ada kuasa Allah yang menyelamatkan dalam kedatanganNya yang penuh kesederhanaan. Itulah kehadiran Sang Emanuel Allah yang menyertai kita.

Kegembiraan dalam pertemuan Maria dan Elisabeth itu juga bersumber pada kehadiran Yesus yang masih dalam kandungan Maria. Yohanes yang sudah lebih besar bisa merasakan kegembiraan itu meski masih dalam kandungan sehingga Dia melonjak kegirangan menyambut kehadiran sang juruselamt dunia. Pujian Elisabet membuat semuanya semakin jelas “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu, siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku mengunjungi aku?”. 

Pertemuan yang membahagiakan ini karena Tuhan juga hadir dalam pertemuan ini. Kegembiraan itu manjadi nyata dalam kehadiran Tuhan Yesus yang menjadi penebus kita. Kehadiran Sang Penebus ini akan sungguh kita rasakan kalau kita mempunyai iman seperti Maria dan Elisabeth. Dalam iman itulah kegembiraan mereka terjadi bila mereka bisa menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan yang Tuhan kehendaki hanya satu semua manusia diselamatkan hanya terkadang memang manusia sendiri tidak mau diselamatkan, artinya tidak mau menjalani hidup sesauai dengan kehendak Tuhan yang mau menyelamatkannya. Tapi mau melakukan kehendakanya sndiri yang menyesatkan. Marilah kita menyerahkan hidup kita untuk melakukan kehendak Tuhan seperti Maria” jadilah padaku menurut perkataanmu”. Amin.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)

Yohanes Memberitakan Injil



Hari ini minggu adven III biasa disebut minggu gaudete artinya minggu gembira atau sukacita, karena kedatangan Tuhan yang akan kita rayakan semakin dekat. Kabar gembira ini diwartakan oleh Yohanes tertulis dalam injil yang kita dengarkan hari ini dan terangkum dalam kalimat “ Yohanes memberitakan injil kepada orang banyak”. Injil adalah kabar gembira dan itulah yang diwartakan oleh Yohanes dalam berbagai cara yang dilakukannya. Kita sudah mendengarkannya dalam bacaan injil hari ini.

Berita yang dibawa oleh Yohanes ini seharusnya membuat kita bergembira. Kegembiraan yang kita teriam dari sang juruselamat yang segera datang dengan satu tujuan untuk keselamtan umat manusia. Meski sering juga manusia yang diselamatkan ini tidak mau menerima keselamtan itu dengan terbuka. Setelah disiapkan dalam masa advent ini berharap kita semua siap untuk menyambut kegembiraan yang disiapakan untuk kita semua. Kita semua juga mempunyai kewajiban untuk membeawa kegembiraan itu kepada orang lain. Sehingga mereka yang kita jumpai mengalami kegembiraan karena kahadiran kita bersama meraka dalam keseharian hidup kita. Artinya jika di rumah keluarga kita bisa mengalami kegembiraan bersama kita, di tempat kerja atau sekolah teman-taman kita merasa gembira dan di komunitas semua sesama sadara dalam kominitas juga mengalaminya.

Refren mazmur tanggapan hari ini sangat jelas menyatakan kegembiraan  itu dalam kalimat berikut: “Segala bangsa bertepuk-tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta”. Ini merupakan pernyataan kegembiraan yang sangat sederhana yang semua orang bisa dengan mudah untuk mnyatakan kegembiraan ini. Pesan lebih tegas lagi terungkap dalam bacaan pertama “ Bersoraksorailah hai Putri Sion, bergembiralah hai israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati hai putri Yerusalem!”. Alasan untuk bergembira disebut dalam bagia akhir perikop ini “ Tuhan Allahamu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasihNya dan bersorak gembirakarena engkau seperti pada hari pertemuan raya”.

St. Paulus dalam bacaan kedua menegaskan:” saudara-sadara bersukacitalah senatiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah”. Kita pantas bersukacita karena Allah akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Yesus Kristus. Mka pantaslah hari ini kita merayakan minggu Gaudete yaitu minggu sukacita karena karena hari raya kedatangan Tuhan semakin dekat.  Dia datang untuk menyelamtakan kita. Itulah kabar gembira atau injil yang diwartakan oleh Yohanes dalam berbagai cara baik melalui pembabtisan yang dibuatnya maupun pengajarannya. Untuk menyambut Yesus dengan sukacita yang harus kita lakukan adalah: Bertobat yang sudah kita renungkan minggu lalu. Berdoa artinya semakin dekat dengan Tuhan dalam komunikasi yang penuh kasih. Menjalani hidup dalam keadialan, kejujuran, rendah hari dan murah hati dalam tindakan amal kasih.  Dengan begitu kita siap menyambut SANG EMANUEL Allah yang menyertai kita dalam kasihNya. Amin.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)

Terjadilah Padaku Menurut PerkataanMu



Inilah perkataan Maria yang waktu itu masih gadis belia tehadap warta yang dibawa oleh Malaikat yang menjumpainya. Hari ini kita merayakan Bunda Maria dikandung tanpa noda, dia telah dipersiapakan oleh Allah untuk menjadi Bunda Allah Putera yang menjelma menjadi manusia sebagai sang Emanuel.Untuk menjadi Bunda Allah yang mahakudus tentu saja perlu seorang Bunda yang kudus maka penebusan pada Maria berlaku preventif sebelum Yesus dilahirkan. Ini juga bagian dari misteri inkarnasi atau penjelmaan Allah menjadi manusia. Misteri ini hanya bisa dimengerti dalam kacamata iman, tanpa iman kita tidak akan mampu mengertinya. Maria sudah memeberi contoh sempurna betapa dia sungguh beriman yang terungkap dalam kalimat ini” aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”. Meski dia juga tidak mengerti dengan mudah apa yang dikatakan oleh Malaikat.

Di sini juga ada kesedian sangat besar bagi Maria untuk berkorban, karena dia akan mendapat ancaman berat menurut hukum Yahudi bisa dirajam bila diketahui berzinah, yakni hamil sebelum perkawinan. Tapi karena imannya Maria menerimanya dengan kerendahan hati dan penerimaan secara total”aku ini hamba Tuhan”. Dia siap menerima semuanya dengan segala resikonya. Inilah wujud nyata orang beriman memasrahkan seluruh hidupnya pada kuasa kasih Tuhan. Bunda Maria menjalankan itu tanpa ada keluhan dan protes sedikitpun kepada Tuhan dan sesama. Inilah yang harus kita teladani dari Bunda Maria supaya kita bisa menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.

Perayaan ini juga mengingatkan awal sejarah hidup kongregasi kita. Don Bosco selalu berkata bahwa kongregasi kita ini dididrikan oleh Bunda Maria, dan setiap peristiwa besar yang dialaminya Don Bosco mengatakan itu adalah pekerjaan Bunda Maria. Dan kita mewarisi karya besar ini bukan hanya untuk berhenti pada kita sekarang,  tetapi untuk melanjutkanya, meski dalam kenyataan anggota serikat jelas semakin sedikit. Ketika memasuki kongregasi 19 tahun lalu saya ingat anggat kita masih 18 ribu sekian, sekarang tinggal 15 ribu sekian dan  akan terus berkurang. Menyedihkan tapi itulah realitas yang ada. Tidak sedikit masalah yang muncul dalam kongregasi baik dari luar maupun dari dalam, baik secara material, moral maupun spiritual. Tapi kita harus bangkit dan berkembang.

Don Bosco  mengalami masa sulit untuk mendapatkan panggilan bahkan zaman itu banyak seminari harus ditutup. Dengan berbagai upayanya dia mengahasilkan banyak anak muda yang akhirnya menjadi imam diosesan dan juga menjadi salesian, yang pada saat dia meninggalkan dunia ini ada 700 an lebih, dan tentu yang masuk sebagai imam diosesan juga sangat banyak. Itulah sumbangan untuk Gereja. Marilah kita bertanya apa yang sudah kita sumbangkan untuk Gereja  dalam hidup dan tugas karya kita. Apakah kehadiran kita di berbagai keuskupan menumbuhkan benih panggilan untuk hidup membiara dan menjadi imam. Di sinilah keberhasilan hidup kita dalam mengikuti Yesus menjadi nyata. Mari kita mohon rahamat Tuhan melalui Bunda Kita Maria yang dikandung tanpa noda. Amin.

BERTOBATLAH!



Itulah seruan Yohanes Pembabtis kepada kita di masa advent ini. 
Bertobat artinya berbalik dari arah yang salah menuju arah yang benar. Tujuan hidup manusia itu terarah kepada Tuhan yang menjadi sumber kehidupan, tetapi seringkali dibelokan oleh bermacam-macam hal, maka bertobat berarti kembali lagi kearah yang benar. Yohanes berseru begitu kepada orang yahudi yang sudah salah jalan, dan hari ini, dia juga berseru kepada kita semua tanpa kecuali dan menyapa satu per satu “ Bertobatlah”. Sadarkah kita bahwa kita sudah menyimpang atau sudah salah jalan, dan anehnya justru ketika kita merasa benar kesalahan itu menjadi semakin besar. Pertobatan ini  tidak bisa sekali untuk selamanya, tetapi harus terus menerus sepanjang hidup kita.

Dalam istilah santo Paulus bertobat berarti “supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus”. Itulah yang  harus kita lakukan untuk mnyambut hari Raya kelahiran Kristus pada hari natal. Maka seruan Yohanes untuk bertobat menjadi sangat tepat bagi kita semua supaya nanti pantas menyambut Kristus yang mau hadir dan lahir di tengah kita.
Gereja kita punya banyak jalan untuk melakukan pertobatan. Salah satunya  dengan menerima Sakramen Tobat atau pengampunan dosa. Dalam sakramen ini ada tiga tahap yang harus dilakukan: pertama menyadari dan menyesali dosa kita. Kedua, mengakukannya dalam sakaramen pengakuan suapaya mendapatkan absolusi pengampunan. Ketiga dengan melaksanakan penitensi atau hukuman untuk mengingatkan supaya kita tidak berbuat dosa lagi. Ketiganya harus dilaksanakan dengan kesungguhan hati supaya pertobatan kita menjadi sempurna. kita menerima sakramen tobat dalam masa persiapan menyambut Hari raya Kristus lahir ke dunia terutama ke dalam hati kita. Kita perlu mempersiapakan hati yang bersih dan murni untuk dijadikan hadiah bagi sang Raja yang datang untuk menyelamatkan kita. Tanda pertobatan juga perlu diwujudkan secara nyata dalam karya cintakasih kepada sesama terutama untuk mereka yang miskin dan dalam kesulitan dalam hidupnya.

Memang dalam masa advent rasa tobat dalam kehidupan kita sungguh terbangun, tapi sebenarnya pertobatan  harus kita jalankan terus menerus , karena kita selalu mudah jatuh dalam dosa yang sama. Untuk bertobat memang perlu kerendahan hati dan kejujuran untuk mengakui kelamahan dan kesalahan diri. Untuk kemudian bangkit dan tak akan mengulanginya lagi dalam kehidupan selanjutnya. Perlu juga perjuangan tetapi juga pengorbanan. Inilah yang harus kita jalani supaya kita pantas dalam menyambut kedatangan Sang Emanuel yang mau hadir ke dunia untuk menyelamatkan kita. Sebagai penutup kutipan lagu dari Iga Mawarni yang berjudul KEJUJURAN  ini sangat cocok untuk kita laksanakan dalam kehidupan kita untuk menjalani pertobatan:

KEJUJURAN Iga Mawarni
MENGAPAKAH DI HATI KITA MASIH SAJA SELALU ADA DUSTA
YANG SELALU KITA LAKUKAN DENGAN SADAR  DAN TANPA ADA RASA SESAL
APALAGI KALAU ADA BENCI RASA IRIHATI DAN DENGKI
TANPA KAU LIHAT SIAPAKAH DIRIMU BERSIHKAN PULA HATIMU
MARILAH DANGAN JUJUR KITA MENGAKUI KELEMAHAN DAN KESALAHAN DIRI
BERSIHKAN JIWA DARI NODA DAN GODA NYATAKAN RASA SESAL DI HATI
WALAU TUHAN MAHA PENGASIH JANGANGLAH KITA PENUHI
 KEPALSUAN DALAM DUNIA INI KESERAKAHAN NAFSU DUNIAWI