Inilah permintaan Pilipus kepada Yesus, supaya kami
menjadi puas. Sering kali dalam kehidupan kita kalau berdoa atau bebrbuat
sesuatu supaya menjadi puas. Maksudnya apa bila yang kita terpenuhi seolah kita
merasa Tuhan itu Maha baik. Kalau Tuhan tidak memberikan apa yang kita minta
Tuhan tidak baik lagi. Itulah yang kita alami dalam kesaharian hidup kita.
Yesus dalam sabdanya yang kita dengar hari ini
menyatakan kesatuan yang sempurna Dia dengan Bapanya dan kalau kita melihat
Yesus kita sudah melihat Bapa. Tapi Pilipus merasa belom melihat Bapa. Maka dia
minta “ Tuhan, tunjukanlah kepada kami Bapa, dan kami akan menjadi puas”.
Biasanya kita minta keberhasilan, kesembuhan dan seterusnya. Tapi Tuhan lebih
tahu yang terbaik untuk kita masing-masing, Jadi kalau doa belum dikabulkan
Tuah akan memberikan yang terbaik.
Persatuan yang paling nyata kita alami dengan Kristus
adalah dalam Perayaan EKARISTI maka ada bagian sanagat penting komuni.
Dipersatukan dengan Tuhan dan sesama dalam perjamuan suci dimana Kristus
sendiri menjadi santapan bagi kita. Apakah kita sungguh melihat dan mengalami
kehadiran Tuhan secara nyata dalam perayaan ini? Atau kita masih seperti
Pilipus yang minta tunjukanlah kepada kami supaya kami mejadi puas?
Seharusnya kita sudah bisa bersyukur atas segala
rahmat yang Tuhan limpahkan kepada kita semua. Tuhan sudah memberikan semua
untuk manusia, bahkan Tuhan kita adalah satu-satunya Tuhan yang mau berkorban
untuk umatnya. Dalam agama-agama lain apapun biasanya manusia harus
mempersembahakan korban bagi Tuhan.Baik agama kuno maupun yang modern manusia
harus membuat korban bagi Tuhan mereka.
Dalam agama kita Kristus sekaligus menjadi imam altar
dan korban untuk keselamatan umat manusia. Kalau orang masih mau pindah agama
sebetulnya keterlaluan, tapai nyatanya masih ada juga yang mau pindah. Kita
yang adalah mahkluk ciptaanNya diangakat menjadi putera dan puterinya. Itu
terjadi semata karena cintanya kepada manusia yang tanpa nbatas apapun.
Seharusnya kita yang mengalami dicintai ini perlu membagikan kasih ini kepada
sesama. Yakni membawa kabar keselamata kepada sesama kita, dimanapun mereka
berada.
Seperti kita dengarkan dalam bacaan pertama hari ini,
para rasul menjadi berani untuk mewartakan kabar gembira setelah mereka melihat
Tuhan atau bertemu dengan Tuhan. Kita pun harus menjadi pewarta kabar gembira
itu bagi sesama, melalui kehidupan kita supaya orng bisa mengerti dan mau
diselamatkan melalui Yesus Kristus yang telah rela menderita sengsara, wafat
dan bangkit kembali dalam kasihNYa. Marilah kita satukan hidup kita sperti
dinyatakan oleh Kristus” Aku dan Bapa adalah satu”. Kita masuk dalam persatuan
dengan Allah Tritunggal itu sebagai anak-anak
Allaah. Rahmat menjadi anak Allah inilah yang harus kita wartkan kepada
sesama kita dimanapun kita hidup dan berada. Marilah kita satukan persembahan
diri kita dengan persembahan Kristus. Sekarang dan selamamya. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)