Hari-hari ini kita ada dalam masa yang bagus sekali secara nasional diajak untuk merenungkan sabda Tuhan. Dalam bulan Kitab Suci Nasional tahun ini kita diberi tema kehadiran Allah dalam Mujizat Yesus. Hari ini kita mendengarkan salah satu mujizat Yesus yaitu menyembuhkan orang yang tuli dan bisu dengan satu kata “effata” artinya terbukalah. Dan orang itu menjadi sembuh lalu bisa mendengarkan serta bicara dengan baik.
Kalau diterapkan pada kita masing-masing, inilah yang harus disembuhkan: bahwa kita membuat diri sendiri menjadi tuli terhadap Sabda Tuhan. Jika kita tidak mau mendengarkan Sabda Tuhan kita juga tidak bisa bicara tentang Sabdanya. Tuhan sudah sangat bijaksana dengan memberi kita 2 telinga supaya lebih banyak mendengarkan, dan 1 mulut agar kita sedikit bicara. Dalam kenyataan, kita lebih banyak bicara dan tidak mau mendengarkan. Inilah yang perlu disembuhkan dari upaya membuat diri tuli tidak mau mendengarkan. Supaya ada mujizat, perlu kemauan dalam diri kita untuk memberikan diri untuk disembuhkan.
Untuk segala hal memang sangat perlu keterbukaan. Penting untuk membuka hati; untuk mendengarkan suara Tuhan yang akan memberikan rahmatNya kepada kita. Kalau kita tidak membuka diri kita maka segala yang akan Tuhan alirkan tidak akan bisa kita terima. RahmatNya bekerja karena Dia yang mengadakan dalam diri kita semua, tapi perlu juga rahmat bekerjasama dari kita. Artinya kita harus berani memberikan apa yang kita miliki untuk disempurnakan oleh Tuhan. si bisu dalam injil hari ini mau mengakui kelamahannya untuk disembuhkan, itulah kesadaran untuk mau bekerjasama dengan rahmat Allah.
Contoh lain ketika Yesus akan menggandakan roti untuk makan banyak orang perlu ada kerjasama dari seorang anak kecil yang merelakan 5 roti dan 2 ekor ikan yang dimilikinya diberikan kepada banyak orang. Kalau anak ini egois dan tidak mau terbuka memberikan rotinya, maka tidak akan ada mujizat bagi orang banyak itu.
Dalam hidup kita sering terlalu berpikir dan bertindak ini untuk saya. Orang lain tidak peduli mereka dapat atau tidak makan yang diperlukan, sehingga merebak luas korupsi di negeri ini tanpa terkendali. Semoga Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk berani terbuka. Yang diberi perintah Effata bukan hanya orang tuli dalam injil yang baru kita dengarkan . Tapi orang tuli dan bisu itu gambaran diri kita yang tidak mau terbuka untuk menerima ajaran Yesus untuk mengasihi secara universal. Seperti kata St. Paulus “ janganlah kamu amalkan imanmu itu dengan memandang muka”. Di sini dijelaskan sikap orang yang sangat berbeda terhadap orang kaya dan orang miskin yang sangat dicela oleh St. Paulus.
Effata! Terbukalah itu kita laksanakan, maka akan terwujudlah yang kita nyanyikan dalam reffren mazmur hari ini. "Betapa megah namamu Tuhan di seluruh bumi”. Nama Tuhan megah kalau manusia diselamatkan. Supaya diselamatkan perlu keterbukaan kita untuk mau menerima keselamatan itu dan membagikanya kepada orang lain. Maka dia disembuhkan dari ketulian untuk mendengarkan dan bisu untuk mewartakan. Membagikan kasih Tuhan yang kita terima itu bagi sesama.
Amorem Dei Ferens. (by: RoMat.SDB)
0 comments:
Post a Comment