Minggu paskah III
Sebagai Romo sering mengalami hal ini bila merayakan misa di susteran.
Biasanya para suster misa pagi sekali karena mereka harus segera pergi ke
tempat tugasnya masing-masing. Mereka selalu mengundang Romo yang merayakan
Ekaristi untuk makan bersama mereka kadang sampai ada yang tersinggung kalau
saya menolak untuk ikut sarapan, karena memang ada kegiatan lain yang harus
saya lakukan. Yesus mengundang para rasulnya dengan ajakan “Marilah dan
sarapanlah”. Ajakan para suster dari berbagai komunitas itu sama dengan ajakan
Yesus untuk mengalami Ekaristi yang lebih nyata berbagi santapan yang kadang
disertai berbagi pengalaman hidup yang saling memperkaya untuk menghayati
Ekaristi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Ekaristi dirayakan setiap pagi kita sungguh mengalami seperti
para rasul yang mendapat ajakan dari Yesus :”Marilah sarapanlah”. Hebatnya santapan
yang kita terima tiada duanya, adalah Tubuh dan Darah Yesus sendiri yangat
jelas tujuanya yaitu biasanya diulang dalam doa konsekrasi:“Makanlah inilah
Tubuhku yang diserahkan bagimu”. Lalu dilanjutkan:”Minumlah inilah Darahku darah
perjanjian baru dan kekal yang diserahkan bagimu untuk pengampunan dosa. Lakukanlah
ini sebagai kenangan akan Daku”. Inilah inti dan makna setiap perayaan Ekaristi
kita diundang untuk menyantap Tubuh dan Darah Kristus.. Santapan ini memberi
kekuatan yang menyelamatkan bagi kita. Seperti undangan Yesus :” Marilah dan
sarapanlah” kepada para rasul yang kelelahan karena semalaman bekerja keras
menangkap ikan, kita sering kelelahan menjalani kesibukan hidup kita
sehari-hari mendapat undangan yang sama.
Ajakan Yesus ini kita dengarkan dalam masa Paskah, saat kita merayakan
hari raya kebangkitan. Undangan istimewa ini dikatakan oleh Yesus yang sudah
bangkit, artinya kita diajak merasa dan mengalami kebangkitan bersama Kristus.
Maka kebangkitan Kristus juga menjadi jaminan bagi kita, bukan karena kita
orang baik sehingga pantas menerima ajakan itu. Ajakan Kristus melulu anugerah
dan rahmat Tuhan bagi kita semua. Tawaran ini menjadi lebih jelas lagi dalam
ajakan sebelum kita menyambut komuni. “ Inilah anak domba Allah yang menghapus
dosa dunia, berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanya”, kemudian umat
menjawab:”Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah
saja maka saya akan sembuh”. Menjadi sangat jelas ajakan ini merupakan anugerah
yang Tuhan berikan kepada kita semua untuk mengalami kesembuhan dalam hidup. Terutama kesembuhan dari dosa “ diserahkan
bagimu demi pengampunan dosa”.
Undangan Yesus dalam injil hari ini: “Marilah dan sarapanlah” merupakan
contoh kemurahan hati kepada orang lain yang membutuhkan. Dalam kisah injil
para rasul sedang kelaparan dan perlu makanan, maka Yesus dengan murah hati
mengajak mereka untuk bersarapan. Maka pantas juga kita memiliki keberanian
untuk memberikan diri kita, milik kita, kemampuan kita bagi orang lain yang
membutuhkannya. Di dalam keluarga kita, di komunitas kita, di tempat kerja kita
tapi juga dalam lingkungan masyarakat kita. Marilah kita wujudkan dalam
kehidupan kita untuk saling mengasihi satu sama lain dengan penuh kemurahan
hati seperti Hati Kudus Yesus yang penuh cintakasih kepada manusia. Seperti
para rasul yang menawarakn keselamatan dalam pewartaan mereka “ Dialah yang
ditinggikan Allah sendiri dengan tangan kanannya menjadi pemimpin dan
penyelamat, supaya Isrel bertobat dan menerima pengampunan dosa”. Dengan begitu
kita bisa berseru dengan pemazmur:”aku henadak memuji namaMu ya Tuhan
selama-lamanya”. Karena kita menyambut undangan Yesus “marilah dan sarapanlah”. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)