Kiss of an Angel

That you are young is enough to make me love you very much.

There can be no virtue without obedience.

We must, each of us, be willing to sacrifice our own will, even at a heavy cost...The sacrifice that is needed is the sacrifice of the will.

Everyone invited

"If we do not give them something to think about their minds will turn to unwholesome thoughts."

"Act today in such a way that you need not blush tomorrow."

"Direct every action to the Lord by saying, “Lord, I offer You this work, please bless it.”"

"If you wish to fly high, start from the bottom.

I would like to stress good health, good moral conduct and serious studies. Health is a precious gift; take good care of it..

Monday 22 April 2013

Marilah dan Sarapanlah



 Minggu paskah III

Sebagai Romo sering mengalami hal ini bila merayakan misa di susteran. Biasanya para suster misa pagi sekali karena mereka harus segera pergi ke tempat tugasnya masing-masing. Mereka selalu mengundang Romo yang merayakan Ekaristi untuk makan bersama mereka kadang sampai ada yang tersinggung kalau saya menolak untuk ikut sarapan, karena memang ada kegiatan lain yang harus saya lakukan. Yesus mengundang para rasulnya dengan ajakan “Marilah dan sarapanlah”. Ajakan para suster dari berbagai komunitas itu sama dengan ajakan Yesus untuk mengalami Ekaristi yang lebih nyata berbagi santapan yang kadang disertai berbagi pengalaman hidup yang saling memperkaya untuk menghayati Ekaristi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Ekaristi dirayakan setiap pagi kita sungguh mengalami seperti para rasul yang mendapat ajakan dari Yesus :”Marilah sarapanlah”. Hebatnya santapan yang kita terima tiada duanya, adalah Tubuh dan Darah Yesus sendiri yangat jelas tujuanya yaitu biasanya diulang dalam doa konsekrasi:“Makanlah inilah Tubuhku yang diserahkan bagimu”. Lalu dilanjutkan:”Minumlah inilah Darahku darah perjanjian baru dan kekal yang diserahkan bagimu untuk pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Inilah inti dan makna setiap perayaan Ekaristi kita diundang untuk menyantap Tubuh dan Darah Kristus.. Santapan ini memberi kekuatan yang menyelamatkan bagi kita. Seperti undangan Yesus :” Marilah dan sarapanlah” kepada para rasul yang kelelahan karena semalaman bekerja keras menangkap ikan, kita sering kelelahan menjalani kesibukan hidup kita sehari-hari mendapat undangan yang sama.

Ajakan Yesus ini kita dengarkan dalam masa Paskah, saat kita merayakan hari raya kebangkitan. Undangan istimewa ini dikatakan oleh Yesus yang sudah bangkit, artinya kita diajak merasa dan mengalami kebangkitan bersama Kristus. Maka kebangkitan Kristus juga menjadi jaminan bagi kita, bukan karena kita orang baik sehingga pantas menerima ajakan itu. Ajakan Kristus melulu anugerah dan rahmat Tuhan bagi kita semua. Tawaran ini menjadi lebih jelas lagi dalam ajakan sebelum kita menyambut komuni. “ Inilah anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanya”, kemudian umat menjawab:”Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”. Menjadi sangat jelas ajakan ini merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kita semua untuk mengalami kesembuhan dalam hidup.  Terutama kesembuhan dari dosa “ diserahkan bagimu demi pengampunan dosa”.

Undangan Yesus dalam injil hari ini: “Marilah dan sarapanlah” merupakan contoh kemurahan hati kepada orang lain yang membutuhkan. Dalam kisah injil para rasul sedang kelaparan dan perlu makanan, maka Yesus dengan murah hati mengajak mereka untuk bersarapan. Maka pantas juga kita memiliki keberanian untuk memberikan diri kita, milik kita, kemampuan kita bagi orang lain yang membutuhkannya. Di dalam keluarga kita, di komunitas kita, di tempat kerja kita tapi juga dalam lingkungan masyarakat kita. Marilah kita wujudkan dalam kehidupan kita untuk saling mengasihi satu sama lain dengan penuh kemurahan hati seperti Hati Kudus Yesus yang penuh cintakasih kepada manusia. Seperti para rasul yang menawarakn keselamatan dalam pewartaan mereka “ Dialah yang ditinggikan Allah sendiri dengan tangan kanannya menjadi pemimpin dan penyelamat, supaya Isrel bertobat dan menerima pengampunan dosa”. Dengan begitu kita bisa berseru dengan pemazmur:”aku henadak memuji namaMu ya Tuhan selama-lamanya”. Karena kita menyambut undangan Yesus “marilah dan sarapanlah”. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)

Ya Tuhanku dan Allahku



 Minggu Paskah II

Ini merupakan ungkapan Thomas untuk menyatakan imannya setelah Yesus menampakan diri kepadanya bersama rasul lainya. Yesus menambahkan” Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya”. Kalimat ini lebih untuk kita semua, karena memang tidak pernah melihat Yesus secara langsung seperti Thomas yang bisa menyentuh bekas luka dalam diri Yesus. Tapi kita bisa percaya kepada Yesus yang telah bangkit untuk keselamatan kita manusia yang percaya kepadaNya. Memang syarat untuk bisa diselamatkan oleh Yesus adalah kita harus percaya kepadaNYa. Maka pernyataan iman Thomas ini seharusnya juga menjadi pernyataan iman kita seutuhnya. Yang percaya kepada Yesus yang telah bangkit sumber keselamatan kita.

Dalam kalimat “Ya Tuhanku dan Allahku” terkandung iman yang sangat dalam, yaitu ada penyerahan diri secara total kepada Tuhan Allah yang kita percayai akan memberikan keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup kita. Kebahagiaan itu akan terwujud hanya kalau kita sungguh menyadari dan mengalami seperti yang kita nyanyikan dalam mazmur hari ini: “Bersyukurlah kepada Tuhan, karena baiklah Dia”. Orang akan bisa bahagia ketika mereka bisa bersyukur atas anugerah hidup yang diberikan kepadanya dalam segala suka-dukanya. Ini perlu belajar tahap demi tahap: pertama, bersyukur atas segala yang baik yang telah diterima dalam hidupnya. Kedua, bersyukur atas segala yang baik yang diterima orang lain dan ini lebih sulit karena kadang bisa muncul iri hati. Ketiga, ini sangat sulit untuk bisa bersyukur atas segala hal yang kurang baik bahakn yang tidak baik yang terjadi dalam dirinya. Harus belajar dalam proses hidup cukup lama. Mungkin bisa kita membandingkan dengan obat yang tidak enak rasanya tapi itu untuk kesehatan kita.


“Ya Tuhanku dan Allahku” juga menjadi pernyataan kita baik dalam hati atau diungkapkan dalam perayaan Ekaristi pada saat konsekrasi. Karena pada saat itu roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah kristus sehingga sudah seharusnya kita mengalami seperti Thomas yang berlutut dan berseru “Ya Tuhanku dan Allahku”. Inilah mujizat terbesar yang bisa kita alami setiap merayakan Ekaristi. Mujizat ini terjadi melalui kata-kata yang diucapkan oleh orang berdosa seperti yang lainya tapi mendapat anugerah kuasa yang tiada terkira besarnya yaitu seorang imam yang menerima tahbisan imamat. Kuasa untuk mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus tidak Tuhan berikan kepada para malaikat di surga. Bahkan Bunda Maria yang suci dan tak bernoda tidak dianugerahi kuasa ini. Hanya dengan iman seperti Thomas kita bisa percaya akan mujizat Tuhan.

Tahun ini sebagai Gereja universal kita masih menjalankan Tahun Iman. Maka pantaslah pernyataan St. Thomas ini menjadi pedoman bagi kita untuk bertumbuh dan berkembang dalam iman. Gereja KAJ sudah mulai mau mewujudkan iman itu secara nyata dalam kehidupan sehingga sudah memulai Tahun ini sebagai Tahun Persaudaraan. Karena di dalam Yesus yang telah bangkit itu kita semua sebagai saudara. Ini terungkap dalam bacaan pertama “semua orang beriman selalu berkumpul dalam serambi Salomo dalam persekutuan yang erat”. Inilah persaudaraan yang hendak kita wujudkan sebagai bentuk nyata kita beriman kepada Kristus yang telah bangkit. Maka tema APP kita “ makin beriman, makin bersaudara, makain berbelarasa” seharusnya tidak selesai setelah perayaan Paskah, tetapi terus berlanjut dalam seluruh kehidupan kita. Supaya sabda Yesus “ Orang akan mengenal kamu sebagai muridku jika kamu hidup saling mengasihi satu sama lain”. Ini merupakan perwujudan nyata iman st Thomas “ Ya Tuhanku dan Allahku” yang akan terus kita hayati dalam keseluruhan hidup kita sekarang dan selamanya. Amin. (by F.Matius Sudiantoro, SDB)

Mari Kita Rayakan Dengan gembira


                                                                                                       PERJALANAN MENUJU KEBANGKITAN DALAM LITURGI PEKAN SUCI

Pada hari ini Tuhan bertindak. Mari kita rayakan dengan gembira. Inilah bunyi refren mazmur antar bacaan yang kita nyanyikan hari ini. Kita diajak untuk merayakan kebangkitan Kristus dengan gembira. Dalam kisah para rasul para murid memberikan kesaksian akan Kristus yang telah bangkit. Mereka mendapat berbagai macam ancaman tapi tidak  lagi mengalami ketakutan karena mereka percaya kepada Kristus yang telah bangkit. Maka pantaslah kita merayakan hari ini dengan gembira dan penuh sukacita. Para murid berani mewartakan kristus yang telah bangkit yang menjadi sumber kegembiraan dan sukacita.

Paskah dari bahasa ibrani Pessah artinya lewat. Dalam perjanjian lama bangsa Israel melewati berbagai rintangan dalam perjalanan menuju tanah terjanji, terutama ketika mereka bisa melewati laut merah yang terbelah oleh tongkat Musa. Bagi kita paskah adalah lewat dari kematian menuju kebangkitan, dan yang membuka jalan menuju kebangkitan adalah Kristus yang telah bangkit. Dialah yang menjadi jaminan bagi kebangkitan kita. Maka kita bisa bergembira samabil menyanyi bersama pemazmur” Pada hari ini Tuhan bertindak. Mari kita rayakan dengan gembira”. Dan juga membawa kegembiraan itu bagi sesama kita dimanapun kita berada.

Kebangkitan Kristus adalah hari raya kebebasan, manusia dibebaskan dari kuasa dosa, iblis dan kematian. Kebebasan biasanya memang menggembirakan dan membuat kita bersukacita. Maka kabar ini sering kita sebut sebagai injil artinya kabar gembira. Kebangkitan Kristus ini adalah kabar gembira yang harus kita wartakan. Dan inilah inti iman kita ada dalam kebangkitan Kristus dari alam maut. Sehingga ajakan dalam tema APP kita sangat relevan: makin beriman, makin bersaudara, makin berbela rasa. Kita beriman pada kebangkitan Kristus, dan iman yang benar akan membawa kita pada persaudaraan sejati. Kita semua adalah saudara dalam Yesus Kristus, Dia adalah Putera sulung dan dalam Yesus kita semua adalah anak-anak Allah. Sebagai saudara tentu kita juga akan memiliki belarasa maka kita mau mebagikan kabar sukacita ini bagi sesama kita.


Mari kita rayakan dengan gembira dalam kehidupan kita upaya kita untuk semakin beriman, makin bersaudara dan makin berbelarasa. Dengan semangat Kristus yang kasihNya tanap batas marilah kita membagikan kasihnya yang sudah kita terima dalam hidup kita. Seperti para murid yang menjadi saksi kebangkitan diminta mewartakannya samap ke ujung bumi, sekarang ini menjadi tugas kita, menjadi pewarta injil kabar gembira. Kabar gembira ini harus kita wartakan dalam keseharian hidup kita. Artinya setiap kali kita hadir harusnya membuat orang bersukacita. Karena kehadiran kita menjadi berkat bagi sesama. Dalam sengsara dan kebangkitannya kita tidak bisa melupakan keberadaan Bunda Maria. Yang dalam doa setiap hari kita serukan “ salam Maria penuh rahmat” marilah kita juga berseru dan mohon supaya kita masing masing menjadi penuh rahmat, supaya kita bisa menjadi rahmat dan berkat bagi sesama dalam seluruh kehidupan kita. Sehingga sekali lagi kita bisa berseru:” Mari kita rayakan dengan gembira”. 
(by.F. Matius Sudiantoro, SDB)