Inilah kalimat terakhir yang dibaca Yesus dari Kitab
Yesaya. Tahun rahmat ini tergenapi dengan hadirnya Yesus di tengah mereka yang
mendengarkan sabda Tuhan. Puncak segala rahmat yang Tuhan limpahkan kepada
manusia adalah Yesus sendiri sebagai sang Emanuel yaitu Allah yang menyertai
kita. Allah Putera ynag menjelma menjadi manusia itulah rahmat terbesar yang
Tuhan berikan. Maka sabda Yesus “ Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu
mendengarnya”. Ini sungguh terwujud secara nyata dalam kehidupan kita.
Tahun rahmat Tuhan ini ditandai dengan: “ Roh Tuhan
ada padaku, oleh sebab ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang miskin, dan Ia telah mengutus aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang buta, untuk membebaskan
orang tertindas dan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang”. Intinya kehadiran
Tuhan bersama kita “Roh Tuhan ada padaku” yang bertujuan untuk membebaskan dari
berbagai penderitaan manusia yaitu kabar
gembira kepada orang miskin, pembebasan untuk para tawanan, penglihatan untuk
orang buta dan pembebasan bagi yang tertindas.
Kehadiran Tuhan sebagai Sang Emanuel memberikan
kegembiraan yang membebaskan dari kemiskinan, penjara, penyakit, dari
perhambaan. Inilah yang dilimpakan kepada manusia dalam Tahun rahmat Tuhan. Perlu bertanya pada diri kita masing-masing
apakah aku sudah menerima kabar gembira, pembebasan dan penyembuhan. Kalau
belum berarti perlu membuka hati untuk menerima rahmat yang Tuhan limpahkan.
Pintu dari segala rahmat itu adalah IMAN.
Tanpa iman tidak mungkin kita bisa mengerti rahmat yang Tuhan limpahkan
kepada kita semua. Tahun ini kita diajak oleh Bapa Suci untuk memperdalam iman
kita dengan membaca katekismus Gereja Katolik, mempraktekannya dengan meneladan
hidup para santo dan santa, serta mewartakannya kepada semua orang bahwa Tuhan mencintai manusia yang dalam injil hari ini
disebut sebagai Tahun rahmat Tuhan telah datang.
Dalam bacaan kedua st. Paulus menjelaskan kesatuan
kita sebagai anggota Tubuh Kristus yang disatukan dengan Kristus sebagai
kepalanya. Maka kalau Kristus membuat semua orang mengerti bahwa Tahun rahmat
Tuhan telah datang, kita juga mempunyai misi yang sama dengan sang kepala Gereja.
Penyertaan Tuhan sangat jelas dalam sms yang saya terima dari seorang suster
yang berkecimpung dalam dunia kesahatan
berikut ini: “ Kalau kemarin engkau kuat
karena Tuhan mengasihimu... kalau hari ini engakau masih kuat karena Tuhan
tidak meninggalkanmu... dan hari esokpun kita akan tetap kuat menghadapi setiap
tantangan, terbuka terhada kasih dan pelayanan demi kemuliaan Tuhan, sebab Dia
tetap sama, Dia tidak berubah... itulah janji Tuhan bagi anak-anakNya yang
mengasihiNya”. Tolok ukur terbaik bahwa kita menerima rahmat Tuhan kalau
hidup kita sudah menjadi rahmat atau berkat bagi sesama kita dimanapun kita
berada. Marilah hidup dalam tahun rahmat Tuhan sekarang dan selamanya. Amin. (F.Matius Sudiantoro, SDB)