Kiss of an Angel

That you are young is enough to make me love you very much.

There can be no virtue without obedience.

We must, each of us, be willing to sacrifice our own will, even at a heavy cost...The sacrifice that is needed is the sacrifice of the will.

Everyone invited

"If we do not give them something to think about their minds will turn to unwholesome thoughts."

"Act today in such a way that you need not blush tomorrow."

"Direct every action to the Lord by saying, “Lord, I offer You this work, please bless it.”"

"If you wish to fly high, start from the bottom.

I would like to stress good health, good moral conduct and serious studies. Health is a precious gift; take good care of it..

Friday 30 November 2012

Berjaga-jagalah Senantiasa Berdoa



Inilah pesan Yesus dalam injil hari ini, dan itulah yang hendaknya kita lakukan dalam masa penantian kedatangan Yesus sang juruselamat yang akan kita rayakan hari kelahiranNya ke dunia. Pesan ini menuntut kesiap-sediaan dari kita untuk berjaga, sekaligus berserah kepada Tuhan dalam doa. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan, dalam berkomunikasi kita bisa berbicara apa saja tetapi juga siap mendengarkan apa yang Tuhan nyatakan bagi kita untuk dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tahun ini kita juga diajak untuk merayakan Tahun Iman. Harapannya dalam masa adven ini marilah kita jalani masa berahmat ini untuk memupuk dan menumbuhkan iman kita sekaligus kesempatan untuk mewartakan iman kita kepada orang lain yang kita jumpai dalam kehidupan. Iman itu merupakan anugerah dari Tuhan, sekaligus merupakan jawaban kita kepada rahmat Tuhan yang dilimpahkan kepada kita. Rahmat ini hendaknya kita bagikan yaitu dengan mewartakanya melalui kehidupan kita;  lewat perakataan dan perbuatan sehingga orang yang kita jumpai  mengalami Tuhan yang juga mengasihi mereka.
Dalam refren mazmur hari ini ada seruan yang tepat dalam menjalani masa advent “ Tuhan, Dikaulah penyelamatku”.  Ungkapan Ini bisa memiliki dua pesan sekaligus yaitu berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga kita siap menyambut kedatangan Sang Juruselamat. Berdoa artinya kita berpasrah kepada Sang  Juruselamat yang akan datang. KedatanganNya dangan satu tujuan untuk menyelamatkan umat manusia. Itu jelas sekali dalam seruan ”Tuhan, Dikaulah penyelamatku”. Kita percaya Tuhan akan datang pada saat yang tepat untuk menyelamatkan kita.
Menyambut Natal memang terasa lebih meriah, itu sudah terasa bulan lalu ketika saya sempat melewati kota Manila yang mayoritas penduduknya Katolik. Di mana-mana sudah ada pohon Natal dan hiasan Natal. Itu menunjukan betapa gembiranya orang menyambut kadatangan Yesus Sang Juruselamat. Memang Yesus sendiri tidak dimunculkan dalam berbagai bentuk perhiasan natal  di jalanan maupun di mall-mall yang ada di berbagai penjuru kota. Akan tetapi, hiasan itu tetap tampil sangat gemerlap pada malam hari. Semoga kita juga bisa menyiapkan hati dan hidup kita untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat yang mau lahir dalam hati kita. Supaya hidup kita menjadi penuh cintakasihNya. Sehingga kita bisa menjadi amorem Dei ferens pembawa kasih Tuhan bagi sesama dimanapun kita berada.
Dalam masa yang berahmat ini marilah kita jalani hidup kita dengan melaksanakan pesan Yesus yang baru saja kita dengarakan hari ini “ berjaga-jagalah sambil berdoa”. Untuk menyambut kedatangan Tuhan sebagai sang Emanuel yaitu Allah yang menyertai kita. Dan kehadiranNya hanya untuk menyatakan cintakasihNya yang melimpah kepada seluruh umat manusia; kita manusia tinggal membuka diri untuk menyambutNya. Inilah saatnya kita lakukan dalam masa advent ini, mempersiapkan diri kita  supaya siap menerima Sang Juruselamat dengan penuh sukacita.
(by.F.Matius Sudiantoro, SDB)

Kristus Raja Semesta Alam



Hari ini kita merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam sebagai puncak tahun liturgi. Minggu depan kita sudah akan memulai tahun baru liturgi dengan memasuki masa advent. Harapannya, Yesus sungguh meraja dalam hati kita dalam seluruh hidup kita. Kristus adalah raja damai yang penuh cintakasih maka sepantasnyalah kalau Dia meraja dalam hidup kita; dengan demikian pasti hidup kita akan menjadi pembawa damai dan cintakasih.

Sebagai raja Dia mempunyai mahkota duri, simbol kemuliaanNya, yaitu suatu penderitaan demi keselamatan umatnya  dan tahtanya adalah kayu salib tempat Dia ditinggikan; supaya bisa menarik seluruh isi alam semesta kepadanNya terutama umat manusia.  TanganNya terentang dan terbuka lebar untuk menyambut siapapun yang mau datang kepadaNya untuk mohon keselamatan melalui pertobatan dalam kehidupan nyata. Tak ada raja lain yang berani berkorban seperti raja kita yang sungguh memberikan segala milikNya tanpa tersisa;  sehingga ketika bertahta disalib Dia benar-benar tidak berpakaian apapun selain cintakasihNya yang tanpa batas. Bahkan di kayu salib Dia masih mendoakan dengan penuh cinta orang-orang yang menyiksanya: “Bapa ampunilah mereka ini karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.

Jika Kristus sungguh meraja dalam hidup kita, kitapun akan dimampukan untuk menjadi wujud nyata kasih Tuhan bagi sesama dalam seluruh kehidupan kita. Kita menjadi berani untuk berkorban bagi sesama seperti Kristus yang telah mengorbanakan segalanya untuk kita. Hal yang paling berharga adalah diri dan hidup kita maka itulah yang perlu kita persembahkan bagi sesama. Dalam karya pelayanan dan doa kita. Maka marilah membuka hati dan hidup kita supaya Kristus sungguh meraja dalam kehidupan kita.

Ada sebuah kisah yang menunjukan betapa berkuasanya sang Raja kita. Kisah ini mungkin sudah anda baca atau dengar. Adalah seorang anak kecil yang ikut dalam doa lingkungan. Lokasinya  tidak begitu jauh dari rumahnya tapi jalanan sudah agak gelap dan di situ ada serumpun bambu yang rindang.  Orang sering cerita di situ sering muncul kuntilanak yang suka menakuti orang yang lewat. Anak ini masih belum bisa banyak doa, ketika tiba di tempat itu munculah si kuntilanak yang menakutkan itu sambil meringis. Kemudian anak itu memutuskan untuk berdoa “  Ya Tuhan aku bersyukur kepadaMu, atas santapan yang telah Kau sediakan dihadapanku, semoga makanan ini bisa menguatkan jiwaragaku, untuk memuliakan namaMu dan melayani sesamaku. Amin”. Mendengar itu si Kuntilanak lari ketakutan sambil berkata “ sial sekali untuk pertama kali aku menggoda seorang anak kecil malah mau dimakan, biasanya pada ketakutan”. 

Kisah ini hanya mau menunjukan betapa besar kuasa Tuhan sang Raja kita. Anak kecil ini kebetulan hanya ingat doa sebelum makan dan itulah yang ia doakan dalam situasinya yang mencekam dan menakutkan. Bila kita berdoa dan memohon dengan tulus kepada sang Raja kita pasti akan dikabulknya doa kita. Hanya perlu diingat bahwa Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan tepat pada waktunya. Bukan apa yang kita inginkan dalam hidup kita. Maka marilah dalam merayakan Kristus Raja Semesata alam ini kita mempersembahakan hidup kita, supaya Dia sungguh meraja dalam diri kita, sehingga kita bisa menjadi pembawa Cintakasih Tuhan itu bagi sesama. Untuk itu memang perlu keberanian dari diri kita untuk  berkorban bagi mereka yang kita kasihi. Dan kita diutus untuk mewartakan kasih Tuhan itu melalui kehidupan kita sehari-hari baik dengan perkataan maupun perbuatan. Mari kita serahakan hidup kita kepada Kristus sang Raja semesta alam.amin.
(by. F.Matius Sudiantoro,SDB)

Friday 23 November 2012

Cinta Segitia



Hari ini kita sudah memasuki minggu biasa yang ke 31. Dalam injil kita mendengarkan tentang hukum yang utama yaitu kasih. Saya mendapatkan judul yang cocok untuk kita bersama Cinta segitiga. Kita harus mencintai Allah, mencintai sesama dan mencintai diri sendiri. Itulah tiga sudut atau garis dalam segitiga yang merupakan perintah perintah  kepada kita semua sebagai orang kristiani. Kalau ini dilaksanakan kita akan menemukan sumber kebahagian dalam hidup kita. Jujur saja bisa dikatakan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa cintakasih. Karena kita lahir ke dunia ini  hanya karena kasih Allah dan orang tua kita, tentu juga semua orang yang hadir dalam kehidupan kita.
Bila kita lihat segitiga akan ada tiga sudut dan tiga garis, kalau satu garis atau sudutnya kita hilangkan itu bukan segitiga lagi. Begitu juga cintaksih dalam hidup kita harus lengkap seperti dalam injil hari ini: sudut atau garis pertama” Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dengan segenap akal budimu dengan segenap kekuatanmu”. Sudut atau garis kedua dan ketiga” kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Di sini ada dua garis atau sudut yaitu mencintai sesama yang ukurannya seperti mencintai diri sendiri. Sebagai bentuk cinta segitiga hukum ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Harus dijalani bersamaan dalam khidupan pribadi kita masing-masing.
Refren mazmur hari ini merangkum perintah Cintakasih ini: “Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan hidupku kan menjadi aman dalam lindunganNya”. Kita mengasihi Tuhan tapi nyatanya Dia justru merupakan sumeber kekuatan kita untuk mengasih dan dalam Dia kita menjadi aman terlindung oleh kasihNya yang tanpa batas, sehingga kita dimampukan untuk mencintai sesama kita. Itulah yang seharusnya terwujud dalam hidup kita menjadi pemba kasih Tuhan bagi sesama.
Hukaman utama akan kita terima kalau kita tidak melaksanakan hukum cintakasih ini, misal yang terjadi di sekitar kampung saya perang antar desa karena mereka menyimpan rasa: benci, dendam, menyimpan luka dan sakit hati, iri dan dengki, memusuhi, menindas, melecehkan, tidak mau berdamai dengan orang lain, sehingga ada kesalah dari salah satu warga bisa menjadi penyebab perang sampai satu desa hampir habis. Kalau mereka melakukan hukum cintakasih ini pasti tidak akan terjadai kekacauan begitu dahsyat yang sangat merusak dan menghancurkan. 

Bagi kita orang kristiani kadang tidak mau ke gereja karena marah dengan pastornya, tidak ikut kegiatan lingkungan karena tidak akur yang disebabkan oleh kesombongan. Hal ini sebetulnya hanya menyebabkan hidup yang sulit dan berat penuh berkepanjangan, yang menjauhkan kita dari kedamaian dan kebahagiaan sejati. Maka marilah kita tumbuhkan dalam diri kita kerinduan untuk mengasihi Allah dan sesama. Tentu perlu pertobatan terus menerus dalam hidup karena biasanya kita lebih mudah mengorbankan orang lain untuk diri kita, daripada mengorbankan diri untuk orang lain yang merupakan essensi dari cintakasih. Berani berkorban untuk yang kita kasihi. Contoh nyata Yesus sendiri yang rela mengorbankan diriNya mati di kayu salib untuk kita yang dikasihinya.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)

Tuhan Memberkati UmatNya

Sering sekali kita mendengarkan dan mengucapkan kata shalom yang semoga memang tahu artinya yaitu damai sejahtera. Refren mazmur kita hari ini “ Tuhan memberkati umatnya dengan damai sejahtera” sangat cocok dengan ucapan shalom. Dalam bahasa ibrani shalomekah lebih tepat artinya damai sejahtera bagimu. Ini juga menjadi ucapan Yesus ketika menemui para rasulnya setelah Dia bangkit “ Damai sejahtera bagi kamu” Lk 24:36. Inilah yang Tuhan mau berikan kepada umat manusia yaitu damai sejahtera.
Orang kalau hidupnya sudah damai sejahtera tidak kekurangan apapun. Hal yang baik dalam hidup kita selalu membutuhkan pengorbanan, siapakah di dunia ini orang yang masih mau berkorban bagi orang lain. Di sinilah perbedaan orang baik dan orang jahat: orang baik adalah orang yang mau mengorbankan dirinya bagi kesejahteraan orang lain conyohnya para pahlawan sedangkan orang jahat adalah orang yang mau mengorbankan orang lain untuk kesejahteraan dirinya contohnya para koruptor. Kalau mau dibandingkan di negeri kita ini antara pahlawan dan koruptor 1: 100.000 mungkin sudah terlalu banyak pahlawan di negeri ini. Dan sayangnya para pahlawan yang sudah sangat langka itu tidak pernah masuk dalam berita di mas media, sedangkan koruptor ada setiap hari.
Dalam bacaan hari ini damai sejahtera itu sungguh diwujudkan secara nyata oleh Tuhan sebagai berkatnya bagi manusia. Bacaan pertama Tuhan memberikan segalanya untuk kesejahateraan manusia dan anugerah terakhir adalah” Aku akan menjadikan penolong baginya teman yang sepadan dengan dia”. Dan ini diberikan karena Tuhan mau memberikan damai sejahtera kepada manusia yang dikasihinya.
Anugerah terbesar yang diberikan Allah untuk umat manusia dijelaskan dalam bacaan kedua surat kepada orng ibrani: “ Berkat kasih karunia Allah Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang sesuai dengan keadaan Allah, Allah menciptakan segala sesuatu bagi diriNya, dan mengantar banyak orang pada kemuliaan”. Di sini damai sejahtera disebut sebagai kemuliaan.
Dalam injil ditegaskan damai sejahtera ini mewujud dalam kehidupan keluarga. Secara jujur orang yang menikah karena mau saling menerima memberikan damai sejahtera, meskipun  tidak tidak selalu terwujud kenyataan terrbukti banyak perkawinan yang gagal. Dalam injil hari orang yahudi menuntut syahnya perceraian.  Bila  orang saling mencintai tiba-tiba mau bercerai itu pasti ada proses yang salah dari kedua belah pihak dan keduanya tidak mau mengaku salah. Pasti ini terjadi berulang-ulang karena egoisme, kesombongan sehingga tidak bisa saling memaafkan. Tentu saja tidak mau saling berkorban untuk yang lain dan hanya mengorbankan yang lain bagi dirinya sendiri. Setiap ada perceraian anak-anaklah yang menjadi korban. Maka Yesus mengambil anak kecil itu untuk menunjukan  dengan sangat jelas merekalah yang dikorbankan dalam perceraian karena suami istri saling egois. Sehingga tidak terwujud damai sejahtera bagi mereka. Mari kita saling berani berkorban untuk damai sejahtera bagi sesama jangan sebatas kata shalom. 
Permisi......bagi dooonggg......
(by. F.Matius Sudiantoro, SDB)

Pergilah Imanmu Menyelamatkan Engkau



Kita sedang menjalani tahun iman yang dicanangkan oleh Paus Benediktus XVI dengan Surat Apostolik Porta Fidei. Dalam Injil hari ini Yesus menyatakan dengan sangat jelas “Imanmu menyelamatkan engkau”. Dalam dunia kita sekarang iman sudah ditinggalkan, terutama  kaum muda banya tak peduli lagi dengan iman. Mereka mengalami kesulitan untuk bisa melihat dengan kacamata iman. Maka seruan si buta “Supaya aku dapat melihat” juga merupakan permohonan kita untuk memulihkan kemampuan melihat relaitas kehidupan dalam kacamata iman.

Iman adalah anugerah Tuhan tapi sekaligus merupakan jawaban dari manusia terhadap anugerah. Seperti sabda Yesus “ imanmu telah menyelamatkan engkau”. Artinya keselamatan itu adalah anugerah yang Tuhan berikan tetapi juga perlu kesediaan manusia untuk menerimanya. Sama hal nya kalau kita memberikan sesuatu tetapi orang yang kita beri tidak mau menerimanya maka sia-sialah pemberian kita. Keselamatan yang Tuhan berikan kepada manusia melalui Yesus Kristus tidak akan sampai kepada kita kalau kita tidak menerimanya dengan keterbukaan hati.

“Pergilah imanmu telah menyelamatkan engkau” merupakan perintah yang diberikan kepada orang buta yang sudah melihat itu. Ketika si buta sudah melihat, dia mengikuti yesus dalam perjalanannya artinya dia menjalani hidup sebagai pengikut Kristus. Tapi supaya bisa mengikuti Kristus orang itu harus menanggalkan jubahnya, ia segera pergi dan mendapatkan Yesus. Menanggalkan jubah berarti melepaskan apa yang dimilikinya atau sebagai wujud pertobatanTentu saja harus pergi untuk mewartakan apa yang sudah dilihatnya yaitu keselamatan. Inilah karya Tuhan seperti dalam refren mazmur hari “Aku wartakan karya agungmu Tuhan, karya agungMu karya keselamatan”. Keselamatan yang harus diwartakan melalui kehidupan. Maka st. Yakobus menyebut iman tanpa perbuatan adalah mati. 

Kalimat dari st Yohanes Krisostomus ”kebajikan bukan hanya hasil usaha kita melainkan juga hasil rahmat Allah”. Ini sangat cocok dengan iman yang merupakan salah satu kebajikan yang disebut st Paulus harapan, iman dan kasih. Tahun ini dicanangkan sebagai tahun iman supaya kita semakin bersemangat mewartakan dan mengkominikasikan iman kita dalam kehidupan nyata. Perbuatan kita harus mewujudkan hidup kita dalam beriman. Yesus memberi jaminan kalau kamu punya iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung ke dalam laut. Artinya kita bisa mewujudkan keselamatan dalam kepercayaan akan Tuhan yang sungguh mencintai umat manusia. Tuhan sudah memberikan semuanya tinggal menunggu jawaban kita manusia. Kita perlu keberanian seperti orang buta itu, untuk dengan rela mau meninggalkan hal yang membutakan mata dan hati kita supaya mampu melihat kehendak Tuhan yang memberikan keselamatan kepada manusia. Kita yang sudah menerima keselamatan mempunyai kewajiban untuk mewartkannya kepada orang lain. Supaya mereka bisa mengerti bahwa kita adalah pembawa keselamatan yang diutus oleh Tuhan. Menjadi Pembawa kasihnya bagi sesama itulah tuntutan iman kita. “Pergilah imanmu menyelamatkan engkau”. Dan menyelamatkan sesama kita. Amin.
(by F.Matius Sudiantoro, SDB)