Kiss of an Angel

That you are young is enough to make me love you very much.

There can be no virtue without obedience.

We must, each of us, be willing to sacrifice our own will, even at a heavy cost...The sacrifice that is needed is the sacrifice of the will.

Everyone invited

"If we do not give them something to think about their minds will turn to unwholesome thoughts."

"Act today in such a way that you need not blush tomorrow."

"Direct every action to the Lord by saying, “Lord, I offer You this work, please bless it.”"

"If you wish to fly high, start from the bottom.

I would like to stress good health, good moral conduct and serious studies. Health is a precious gift; take good care of it..

Tuesday 30 October 2012

Perlihatkanlah Kepada Kami, Kasih SetiaMu, Ya Tuhan




Refren mazmur hari ini sebuah permintaan dari manusia, yang  menutup mata dan hatinya sampai tidak mampu melihat kasih setia Tuhan yang begitu besar. Permintaan ini seharusnya bukalah mataku untuk melihat kasih setiaMu. KasihNya dinyatakan secara tuntas dalam kehadiran Tuhan Yesus di tengah kita sebagai Sang Emanuel. 
Sebetulnya mata dan hati kita sudah sangat terbuka untuk melihat kasihNya dalam kehidupan sehari-hari.  Itulah realitas hidup kita, betapa mudahnya kita membutakan diri untuk tidak melihat kasih setia Tuhan kepada kita. 

Dalam bacaan pertama,Tuhan menyatakan kasih setianya dengan memberikan hambanya menjadi kurban silih sebagai orang benar yang akan membenarkan banyak orang dengan hikmatnya. Lalu dipertegas dalam bacaan kedua kita mempunyai imam agung yang sudah melintasi semua langit yang turut merasakan segala kelemahan kita dengan segala duka deritanya telah dialami kecuali dosa. Dan melalui Dia kita akan menerima rahmat dan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.

Dalam injil, permintaan pemazmur ini dinyatakan oleh dua rasul yang minta duduk sebelah kanan dan kiri. Namun Tuhan mengajarkan supaya kitalah yang seharusnya memperlihatkan kasih setia Tuhan bagi manusia. Dengan berkata “ Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu , hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka dinataramu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia datang bukan untuk dialayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Beginilah Tuhan telah menunjukan kasih setianya kepada umat manusia. Datang untuk melayani bahkan mengorbankan dirinya bagi manusia.

Hari ini adalah minggu evangelisasi bersamaan dengan 50 tahun pembukaan Konsili Vatikan II, yang menghasilkan banyak dokumen dan pembaharuan dalam Gereja bagaimana harus mewartakan injil bagi sesama di mana pun kita berada. Kita sebagai orang kristen diminta untuk menunjukan kasih setia Tuhan itu bagi sesama kita. Maka permohonan dalam refren mazmur ini justru meminta supaya Tuhan menjadikan kita sebagai saksi atau pewarta kasih setiaNya. Kita masing-masing terpangggil untuk memancarkan terang sabda kebenaran itu melalui kehidupan kita untuk melayani sesama, seperti sabda Yesus” Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Begitulah seharusnya hidup kita sebagai pengikut Kristus.

Sebagai penutup saya mengutip beberapa kata bijak Bunda Teresa dari Kalkuta:
1. “buah keheningan adalah doa, buah doa adalah iman, buah iman adalah cinta, buah cinta adalah pelayanan, buah pelayanan adalah damai”. 
2. “Iman di dalam tindakan adalah cinta dan cinta dalam tindakan adalah pelayanan”.  
 3“Tidak semua orang bisa melakukan hal-hal besar, tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dangan cinta yang besar”.
 4.“ Hari kemarin telah berlalu, hari esok belum datang. Kita hanya memiliki hari ini, mari kita mulai”. 
5. “Saya adalah pensil kecil di tangan Allah yang sedang menulis, yang mengirim surat cinta kepada dunia”. Semoga kita masing-masing menjadi wujud pernyataan kasih Allah bagi sesama kita.

(P.Matius Sudiantoro,SDB)

Friday 19 October 2012

Pergilah, Jualah Apa Yang Kamu Miliki.


Inilah jawaban Yesus kepada seorang pemuda yang bertanya kepadanya bagaimana untuk mendapatkan hidup yang kekal. “ Pergilah, juallah apa yang kamu miliki, berikanlah kepada orang miskin; Maka engkau akan memperoleh harta di surga; Kemudian ikutlah Aku.” 
Permintaan Yesus ini menuntut keberanian yang sangat besar dari diri kita masing-masing untuk memberikan diri kita. Sesuatu yang bisa dijual berarti ada nilainya atau harganya, harga diri itu sangat mahal, tapi inilah yang harus diberikan kepada orang miskin.
Di akhir perikop untuk menjawab Petrus, Yesus menjelaskan” Sungguh, Aku berkata kepada-MU barang siapa, karena Aku dan karena injil, meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapak, anak-anak atau ladangnya, pada masi ini juga akan menerima seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki dan saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai penganiayaan dan di masa datang ia akn menerima hidup yang kekal”. Inilah yang akan kita terima kalau kita mengikuti Yesus.
Dengan memberikan apa yang kita miliki kepada orang miskin kita akan menjadi berkat bagi sesama kita seperti dalam refren Masmur kita hari ini” Tuhan memberkati umatnya dengan damai sejahtera”. Artinya apa yang kita berikan kepada orang lain akan membuat orang tersebut mengalami damai sejahtera. Yesus datang ke dunia untuk membawa damai sejahtera bagi umat manusia. Ini bisa kita baca sejak awal Yesus lahir ketika ada kabar bagi para gembala para malaikat bernyanyi: “kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadanya”(Lk 2:14). Dan ini diulangi lagi oleh yesus sendiri ketika menampakan diri kepad para rasul nya setelah Dia bangkit “ Damai sejahtera bagi kamu” (Lk 24:36).
Dalam bacaan pertama damai sejahtera itu diberikan dalam bentuk kebijaksanaan. kalau kita punya kebijaksanaan, maka itulah yang harus kita berikan pada orang lain. Sedang dalam bacaan kedua dinyatakan dalam firman Allah yang sanggup mempertimbangkan pikiran dan hati kita. Ini akan membantu kita untuk berani pergi menjual yang kita miliki untuk dibagikan kepada orang miskin. Pergi artinya berani meninggalkan diri kita, kenyamanan kita yang harus dijual artinya ada nilainya atau harganya, dan inilah yang akan kita berikan kepada orang lain sesuatu yang sangat berharga dari diri kita untuk dipersembahakan bagi kesejahteraan sesama kita.
Betapa sulitnya untuk pergi dari kenyamanan diri ini Yesus gambarkan dengan seekor unta yang mau masuk lubang jarum. Itu sangat mustahil bagi manusia, tetapi bagi Tuhan segala sesuatu mungkin. Dan bagi kita yang adalah anak-anak Tuhan segala sesauatu akan sangat dimungkinkan karena kehebatan dan kuasa Allah Bapa kita yang penuh cinta. Maka kita juga diutus untuk pergi dan memberikan diri kita kepada sesama. Itulah yang dinyatakan dalam setiap akhir Ekaristi “ Marilah kita pergi, kita diutus”. Kita diutus untuk menjadi pembawa damai sejahtera bagi sesama. Artinya supaya kehadiran kita bersama orang lain membuat mereka mengalami dikasihi oleh Tuhan yang mengutus kita dalam hidup sehari-hari. Amin. 

P.Matius Sudiantoro, SDB