Refren mazmur hari ini sebuah permintaan dari manusia,
yang menutup mata dan hatinya sampai
tidak mampu melihat kasih setia Tuhan yang begitu besar. Permintaan ini
seharusnya bukalah mataku untuk melihat kasih setiaMu. KasihNya dinyatakan
secara tuntas dalam kehadiran Tuhan Yesus di tengah kita sebagai Sang Emanuel.
Sebetulnya mata dan hati kita sudah sangat terbuka untuk melihat kasihNya dalam
kehidupan sehari-hari. Itulah realitas
hidup kita, betapa mudahnya kita membutakan diri untuk tidak melihat kasih
setia Tuhan kepada kita.
Dalam bacaan pertama,Tuhan menyatakan kasih setianya
dengan memberikan hambanya menjadi kurban silih sebagai orang benar yang akan
membenarkan banyak orang dengan hikmatnya. Lalu dipertegas dalam bacaan kedua
kita mempunyai imam agung yang sudah melintasi semua langit yang turut
merasakan segala kelemahan kita dengan segala duka deritanya telah dialami
kecuali dosa. Dan melalui Dia kita akan menerima rahmat dan kasih karunia untuk
mendapat pertolongan pada waktunya.
Dalam injil, permintaan pemazmur ini dinyatakan oleh
dua rasul yang minta duduk sebelah kanan dan kiri. Namun Tuhan mengajarkan
supaya kitalah yang seharusnya memperlihatkan kasih setia Tuhan bagi manusia.
Dengan berkata “ Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu , hendaklah ia
menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka dinataramu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia datang bukan
untuk dialayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi
tebusan bagi banyak orang”. Beginilah Tuhan telah menunjukan kasih setianya
kepada umat manusia. Datang untuk melayani bahkan mengorbankan dirinya bagi
manusia.
Hari ini adalah minggu evangelisasi bersamaan dengan
50 tahun pembukaan Konsili Vatikan II, yang menghasilkan banyak dokumen dan
pembaharuan dalam Gereja bagaimana harus mewartakan injil bagi sesama di mana pun
kita berada. Kita sebagai orang kristen diminta untuk menunjukan kasih setia
Tuhan itu bagi sesama kita. Maka permohonan dalam refren mazmur ini justru
meminta supaya Tuhan menjadikan kita sebagai saksi atau pewarta kasih setiaNya.
Kita masing-masing terpangggil untuk memancarkan terang sabda kebenaran itu
melalui kehidupan kita untuk melayani sesama, seperti sabda Yesus” Anak manusia
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Begitulah seharusnya hidup kita
sebagai pengikut Kristus.
Sebagai penutup saya mengutip beberapa kata bijak
Bunda Teresa dari Kalkuta:
1. “buah keheningan adalah doa, buah doa adalah iman,
buah iman adalah cinta, buah cinta adalah pelayanan, buah pelayanan adalah
damai”.
2. “Iman di dalam tindakan adalah cinta dan cinta dalam tindakan adalah
pelayanan”.
3“Tidak semua orang bisa
melakukan hal-hal besar, tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dangan cinta
yang besar”.
4.“ Hari kemarin telah berlalu, hari esok belum datang. Kita hanya
memiliki hari ini, mari kita mulai”.
5. “Saya adalah pensil kecil di tangan
Allah yang sedang menulis, yang mengirim surat cinta kepada dunia”. Semoga kita
masing-masing menjadi wujud pernyataan kasih Allah bagi sesama kita.
(P.Matius Sudiantoro,SDB)
(P.Matius Sudiantoro,SDB)