Friday 19 October 2012

Pergilah, Jualah Apa Yang Kamu Miliki.


Inilah jawaban Yesus kepada seorang pemuda yang bertanya kepadanya bagaimana untuk mendapatkan hidup yang kekal. “ Pergilah, juallah apa yang kamu miliki, berikanlah kepada orang miskin; Maka engkau akan memperoleh harta di surga; Kemudian ikutlah Aku.” 
Permintaan Yesus ini menuntut keberanian yang sangat besar dari diri kita masing-masing untuk memberikan diri kita. Sesuatu yang bisa dijual berarti ada nilainya atau harganya, harga diri itu sangat mahal, tapi inilah yang harus diberikan kepada orang miskin.
Di akhir perikop untuk menjawab Petrus, Yesus menjelaskan” Sungguh, Aku berkata kepada-MU barang siapa, karena Aku dan karena injil, meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapak, anak-anak atau ladangnya, pada masi ini juga akan menerima seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki dan saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai penganiayaan dan di masa datang ia akn menerima hidup yang kekal”. Inilah yang akan kita terima kalau kita mengikuti Yesus.
Dengan memberikan apa yang kita miliki kepada orang miskin kita akan menjadi berkat bagi sesama kita seperti dalam refren Masmur kita hari ini” Tuhan memberkati umatnya dengan damai sejahtera”. Artinya apa yang kita berikan kepada orang lain akan membuat orang tersebut mengalami damai sejahtera. Yesus datang ke dunia untuk membawa damai sejahtera bagi umat manusia. Ini bisa kita baca sejak awal Yesus lahir ketika ada kabar bagi para gembala para malaikat bernyanyi: “kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadanya”(Lk 2:14). Dan ini diulangi lagi oleh yesus sendiri ketika menampakan diri kepad para rasul nya setelah Dia bangkit “ Damai sejahtera bagi kamu” (Lk 24:36).
Dalam bacaan pertama damai sejahtera itu diberikan dalam bentuk kebijaksanaan. kalau kita punya kebijaksanaan, maka itulah yang harus kita berikan pada orang lain. Sedang dalam bacaan kedua dinyatakan dalam firman Allah yang sanggup mempertimbangkan pikiran dan hati kita. Ini akan membantu kita untuk berani pergi menjual yang kita miliki untuk dibagikan kepada orang miskin. Pergi artinya berani meninggalkan diri kita, kenyamanan kita yang harus dijual artinya ada nilainya atau harganya, dan inilah yang akan kita berikan kepada orang lain sesuatu yang sangat berharga dari diri kita untuk dipersembahakan bagi kesejahteraan sesama kita.
Betapa sulitnya untuk pergi dari kenyamanan diri ini Yesus gambarkan dengan seekor unta yang mau masuk lubang jarum. Itu sangat mustahil bagi manusia, tetapi bagi Tuhan segala sesuatu mungkin. Dan bagi kita yang adalah anak-anak Tuhan segala sesauatu akan sangat dimungkinkan karena kehebatan dan kuasa Allah Bapa kita yang penuh cinta. Maka kita juga diutus untuk pergi dan memberikan diri kita kepada sesama. Itulah yang dinyatakan dalam setiap akhir Ekaristi “ Marilah kita pergi, kita diutus”. Kita diutus untuk menjadi pembawa damai sejahtera bagi sesama. Artinya supaya kehadiran kita bersama orang lain membuat mereka mengalami dikasihi oleh Tuhan yang mengutus kita dalam hidup sehari-hari. Amin. 

P.Matius Sudiantoro, SDB

0 comments:

Post a Comment